Tentang Budidaya Robusta di Kurrak, Polman

Laporan : Karmila Bakri

Apakah anda penikmat kopi? Tentu jenis robusta sudah tidak asing lagi. Kopi adalah jenis fauna yang merupakan salah satu komoditi dari saksi bisu penjajahan di negeri ini. Kopi yang dibawa oleh penjajah dan tidak sengaja dibudidayakan oleh masyarakat di Indonesia. Juga salahsatu fauna yang memberikan konstribusi terbaik pada pendapatan negara.

Di dunia petani-petani kopi, jenis robusta merajai di Indonesia. Tergantung di wilayah mana robusta ini tumbuh. Meski sejarah kopi terlahir dari saksi bisu tanam paksa di negeri ini.

Situs sasamecoffee.com menyebutkan bahwa robusta didatangkan ke Indonesia oleh Belanda untuk menggantikan produksi jenis kopi arabika, karena perawatannya lebih gampang. Indonesia termasuk penghasil kopi terbesar setelah Vietnam dan Brasil dalam perdagangan global. Lebih dari 80% perkebunan di Indonesia ditanami oleh robusta. Tanaman kopi robusta lebih banyak ditemui di Indonesia daripada jenis kopi arabika, Kopi robusta ini pernah mengantarkan Indonesia menjadi ladang pengekspor terbesar di dunia.

Robusta diambil dari kata robust yang berarti kuat. Nama latinnya coffea canephora var. robusta. Wow robusta berarti kuat, bagi para penikmat kopi setidaknya kita sedikit menyeduh sejarah kopi robusta. Tidak asyik rasanya jika petani kopi robusta, barista dan penikmat kopi tidak memahami sejarah kopi robusta.

Hingga hadir lewat secangkir tegukan rasa,dimana kita bisa menikmatinya di cafe-cafe. Apalagi menjadi pemantik semangat ditengah-tengah para pemuda menuangkan ide-ide kritisnya.

Nah, di Polewali Mandar kita bisa bertandang ke perkebunan kopi. Lokasi pembibitan dan perkebunan robusta terdapat di Desa Kurrak, Kecamatan Tapango, Kabupaten Polewali Mandar. Jenis Kopi Lampung Robusta ini dapat memanjakan mata, sehingga pengunjung akan tersugesti untuk membudayakan tanaman kopi ini.

Ada tiga nama yang mengelolah perkebunan dan pembibitan kopi yakni: Muh. Alwi. R (32),Sari (32) dan Papa Uni. Sejak 2017 mereka mengelolah lahan seluas 10 hektar secara mandiri, sampai saat ini memetik buah keberhasilan.

Jumlah bibit yang sudah di pasarkan sekitar 200 rb pohon dengan wilayah jangkauan pemasaran daerah Polman dan Majene. Besaran harga perbibit Rp. 6.000.

Bupati Polman Andi Ibrahim Masdar saat berkunjung ke lokasi, beliau sangat mengapresiasi. Pada akhirnya membeli lahan seluas 25 Hektar di Kurrak untuk investasi aset lahan kopi.

Wow pak bupati juga akhirnya tergoda. Yah, kopi memang adalah salahsatu jenis tanaman pemantik tanpa memandang status sosial.

Di perkebunan dan di pembibitan Kurrak ini, mereka juga telah merangkul ibu-ibu dan anak-anak. Dimana telah mempekerjakan masyarakat, baik ibu-ibu maupun anak-anak, di waktu senggan untuk mengisi polybag bibit. Besaran upah perpolybag Rp.500.00.

Muh. Muhsin R, S.IP selaku ketua relawan TIK Polman saat berkunjung ke lokasi mengatakan “dengan adanya pembibitan kopi yang diprakarsai oleh petani itu sendiri, dapat menunjang perekonomian masyarakat desa, memotivasi petani-petani yang lain untuk memulai usaha dibidang pertanian, sesuai dengan kondisi geografis desa, serta menimbulkan minat pemuda desa untuk bertani dan mengembangkan diri di desanya masing-masing, “.

Di Polewali Mandar sejuta potensi alam tersuguhkan, tanah subur adalah modal besar.

Pemuda siapkah anda bertani?. Jelasnya bertani adalah aktivitas keren tinggal butuh gerakan untuk memulainya. Trio penggagas (Muh.Alwi,Sari dan Papa Uni) telah berhasil merealisasikannya. Pembibitan dan perkebunan di Desa Kurrak ini adalah salahsatu bukti nyata, silahkan berkunjung ke sana.