MANDARNESIA.COM, Polewali – Wakil Ketua I DPRD Sulawesi Barat Usman Suhuriah, S.Pd. M.Si berharap dalam penanganan stunting, Pemda Sulbar menggunakan komunikasi publik yang baik, hal ini disampaikan via WhatsApp kepada mandarnesia.com.
Usman menanggapi upaya Pemda Sulbar fokus ke penanganan stunting, bahwa upaya tersebut perlu didukung. Karena permasalahan stunting sebagai masalah besar yang dihadapi daerah ini.
“Jika melihat angka statistik, Sulbar adalah daerah yang mengalami prevalensi stunting tertinggi kedua secara nasional. Cukup beralasan bila pemda harus kerja serius, dan fokus ke masalah stunting,” sebut Usman Suhuriah, mantan Ketua KPU Sulbar ini.
Ditambahkannya bahwa konteks penanganan stunting ini, karena tidak murni sebagai masalah kesehatan, gizi buruk, melemahnya ekonomi warga, tingkat pendidikan dan lain sebagainya, tetapi juga terkait faktor lain. Seperti kesadaran masyarakat pada masalah stunting.
“Karena multidimensi maka penyelenggara program memerlukan keterampilan dalam menjalankan program ini,” jelasnya.
Dia menguraikan contoh bahwa pemerintah daerah sejak awal sudah seharusnya bisa menginternalisasi apa yang dimaksud dengan stunting. Apa itu stunting, apa dampak yang akan diterima oleh warga dan daerah ini, serta dampaknya ke masa depan. Apa dan bagaimana cara bersama-sama untuk menemukan jalan keluarnya. Bila tidak terbangun kesadaran dari warga dan pelaku program, maka besar kemungkinan masalah stunting tambah rumit diatasi.
“Bahwa rumitnya suatu program dijalankan bila warga dan stakeholder tidak memahami mengapa program itu dijalankan, mengapa program penanganan stunting penting dilakukan. Jadi sangat butuh langkah untuk memahamkan kepada warga, dan terutama oleh para pelaku program,” urai pria kelahiran Mapilli yang saat ini sebagai caleg dari Partai Golkar nomor urut 1 (satu) untuk Dapil Sulbar III atau Polman B.
Menurutnya banyak sekali program gagal hanya karena faktor komunikasi. Pemerintah daerah dalam banyak hal tidak selalu berhasil dalam menjalankan program hanya karena tidak menggunakan komunikasi publik yang baik.
“Ke depan Pemda Sulbar harus disiplin memahami pentingnya peran komunikasi publik yang baik. Kami percaya itu akan diberi perhatian misalnya, pendekatan KIE atau komunikasi informasi edukasi,” imbuhnya.
“Pemda juga baiknya memperkuat kelembagaan penanganan stunting yang sudah ada. Seperti satgas stunting termasuk TPPS atau tim percepatan penurunan stunting yang dibentuk di kabupaten hingga ke desa atau kelurahan,” harap Usman Suhuriah. (WM/*)