Sulbar Peringkat Satu Tingkat Partisipasi Pemilihan Serentak 2020

Reporter: Sudirman Syarif

MAMUJU, mandarnesia.com — Sulawesi Barat berhasil melampaui tingkat partisipasi nasional 77,5 yang ditetapkan KPU RI. Sulbar bahkan melewati kekuatiran banyak pihak akan rendahnya partisipasi pemilih sebab Pemilihan Serentak 2020 digelar di masa Pandemi Covid-19, provinsi ke-33 ini meraih tingkat partisipasi tertinggi se-Indonesia.

Hasil itu merupakan akumulasi dari empat kabupaten yang berpilkada di Sulbar. KPU Majene Mamuju; Mamuju Tengah; dan Pasangkayu sebelumnya masing-masing menetapkan target partisipasi maksimal pada rata-rata 80-90 persen, dengan target umum minimal 77,6 persen di atas target nasional.

Koordiv Parmas SDM KPU Provinsi Sulawesi Barat, Adi Arwan Alimin Selasa (15/12) mengatakan, secara nasional angka partisipasi tertinggi diraih Sulawesi Barat, yakni sebanyak 87,70 persen.

“Alhamdulillah, semua ini hasil upaya sosialisasi dan pendidikan pemilih serta partisipasi semua elemen di Sulbar yang membuat angka partisipasi yang sangat baik. Sebab pemilihan serentak ini dibayangi kekuatiran rendahnya partisipasi karena sedang pandemi Covid-19,” papar Adi Arwan Alimin via rilis ke media, Selasa siang.

Empat kabupaten yang berpilkada di Sulawesi Barat disebutnya, telah memasang target partisipasi minimal 80 persen, itu didasari pencapaian pada Pemilu 2019. “Penetapan target partisipasi setinggi itu dari tiap kabupaten karena kita di Sulbar memiliki prestasi positif untuk tingkat partisipasi pada Pemilu 2019. Walaupun kita disertai rasa gamang karena Covid-19,” sebutnya lagi.

Data yang disampaikan Adi Arwan ini berdasarkan rangkuman sementara Divisi Sosialisasi Parmas KPU RI per Selasa, 15 Desember 2020.

“Ini rekap sampai siang ini, sebab masih ada data hasil rekapitulasi Papua induk yang belum terangkum. Kami berharap tingkat partisipasi yang tinggi ini tetap akan dipegang Sulbar. Kami harus berterima kasih pada pemilih, dan semua pihak, juga seluruh penyelenggara pemilihan yang bahu membahu dalam melakukan sosialisasi dan pendidikan pemilih,” kata Adi Arwan. (RilisHupmas)