Jalur Laut, Gerbang Segitiga Emas Pariwisata Sulbar (4)

Oleh: Riri Gosse, Penulis Buku Segiti Emas Destinasi Pariwisata Sulbar Marasa

Pelabuhan Pengumpan Lokal

Pelabuhan/Dermaga Kepulauan Balabalakang

Kepulauan Balabalakang ini merupakan pintu terluar Sulawesi Barat. Terdapat beberapa pelabuhan/dermaga yang tersebar di pulau-pulau kecil seperti Pelabuhan di pulau Ambo, pulau Popoongan dan pulau Salisingan serta PP Kecil lainnya. Pelabuhan Tappalang

Pelabuhan Sampaga

Dalam Perda Provinsi Sulbar No. 1 tahun 2014 tentang RTRW Provinsi Sulawesi Barat 2014-2034, rute alur pelayaran Mamuju direncanakan menghubungkan Mamuju dengan Balikpapan – Tarakan – Nunukan – Pantoloan– Samarinda – Batulicin – Bontang – Nunukan – Balabalakang – Samarinda – Bontang – Sebatik – Maumere  – Larantuka.

Berdasarkan rencana tersebut, pelabuhan-pelabuhan yang berada di Mamuju, merupakan pintu masuk wisatawan dari sebagian wilayah timur Indonesia, seperti provinsi Kaltim, Kalsel, Kaltaru, NTT dan NTB. Beberapa potensi dapat dimanfaatkan oleh pelabuhan-pelabuhan yang ada di Mamuju  untuk lebih mengenalkan potensinya dan mewujudkannya sebagai pelabuhan yang menjadi tempat pemberangkatan/embarkasi dan penurunan/debarkasi (Turn Around Cruise).

Untuk mempersiapkan hal tersebut, tentunya pihak Pelindo Mamuju perlu berupaya memperbaiki fasilitas dan melakukan penambahan infrastruktur yang digunakan untuk pelayanan pelayaran tersebut. Guna merealisasikan hal di atas, diperlukan koordinasi, kerjasama dan sinergitas antar unsur maritim, dalam hal ini Penyelenggara Pelabuhan dan Pelindo Mamuju (sebagai perwakilan pemerintah pusat) beserta Dinas Perhubungan Provinsi Sulbar dan Kabupaten Mamuju maupun DPRD Provinsi Sulbar serta Kabupaten Mamuju.

Untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke Kabupaten Mamuju, Dinas Pariwisata Kabupaten Mamuju maupun Provinsi Sulbar tidak dapat bekerja sendiri. Perlu dukungan dari stakeholder terkait.

Pelabuhan di Kabupaten Majene

Seperti halnya di Mamuju, terdapat beberapa pelabuhan di KSPP Kabupaten Majene, diantaranya adalah :

Pelabuhan Lama Majene

Letaknya di Jl. Pelabuhan Majene, Banggae, Sulawesi Barat. Merupakan pelabuhan penumpang dan pelabuhan pengumpul Majene – Samarinda – Balikpapan.

Pelabuhan Baru Majene

Letaknya di Passarang Selatan, Totoli, Banggae, Majene, Sulawesi Barat. Merupakan pelabuhan penumpang dan pelabuhan pengumpul dengan rute pelayarannya menghubungkan Majene – Kalimantan  Timur – Kalimantan Selatan.

Pelabuhan Palippi

Letaknya di Palippi, Sendana, Majene, Sulawesi Barat. Berjarak ± 37 Km dari Kota Majene, tidak jauh dari Jl. Poros Majene-Mamuju. Pelabuhan Palippi berada di antara Pelabuhan Parepare, Pelabuhan Tanjung Silopo  dengan Pelabuhan  Mamuju. Lokasinya berada pada pantai barat dengan jarak terdekat ke Pulau Kalimantan. Pelabuhannya terletak pada daerah teluk dan di depannya terdapat Pulau Idaman Taimanu menyebabkan kondisi alam tersebut sangat menguntungkan dan memenuhi kriteria sebagai pelabuhan alam. Luas lahannya sekitar 50-75 ha, melayani angkutan penumpang dan barang, melayani rute pelayarannya Kota Baru Kalimantan Timur & Batu Licin Kalimantan Selatan.

Pelabuhan Pengumpan Lokal

  • Pelabuhan Pamboang
  • Pelabuhan Sendana
  • Pelabuhan Malunda
  • Pelabuhan Deteng-deteng

Pelabuhan-pelabuhan yang ada di Majene, merupakan pintu masuk wisatawan yang berasal dari provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan. Untuk mewujudkannya sebagai Turn Around Cruise di Majene, perlu menambahkan fasilitas dan infrastruktur yang digunakan untuk pelayanan pelayaran tersebut. Untuk merealisasikannya, diperlukan koordinasi, kerjasama dan sinergitas antar Penyelenggara Pelabuhan dan Pelindo Majene, Dinas Perhubungan Provinsi Sulbar dan Kabupaten Majene maupun DPRD Provinsi Sulbar serta Kabupaten Majene.

Untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke KSPP Sulawesi Barat, upaya lainnya adalah menjadikan pelabuhan-pelabuhan yang ada di pesisir barat provinsi Sulbar sebagai “Sulbar Tourism Gate” dengan mempersilahkan wisatawan yang berkunjung ke Sulawesi barat untuk menggunakan kapal pesiar atau kapal pribadi mengingat masa pandemi COVID-19 belum berakhir, sehingga jenis wisata massal untuk sementara dibatasi. (Bersambung)