Penulis : Ihsan Zainuddin (Direktur Pelaksana Harian NPC)
“Noor, hari ini kita bakal sarapan apa,” tanyaku pada seorang pemuda bernama Mohamed Noor (27), petugas Ya Hala Hotel yang sehari-hari piket malam hingga pagi di bagian resepsionis hotel. Sebelum Noor menjawab, saya langsung menambahkan, “Temani saya ya cari sarapan di luar.”
“Tumben Bapak ingin keluar cari sarapan sendiri,” sahut Noor dalam Bahasa Arab Jordan yang khas. Karena hotel sederhana, jadi tidak ada sarapan prasmanan di hotel layaknya hotel berbintang.
“Ya pengen aja, pengen nikmatin udara segar, apalagi pagi ini. hari terakhir kami di Amman”.
Selama delapan malam di kota Amman sungguh berkesan. Lokasi hotel yang berada di distrik Al-Suaifiyah ini sangatlah strategis. Tidak begitu jauh dari kantor Kedubes RI, sehingga urusan kami dengan perwakilan RI di Amman relatif lebih lancar. Kami diantar-jemput dengan kendaraaan dinas KBRI untuk melaksanan sejumlah agenda.
Selain itu, hotel yang tampak berumur senja ini, berada di tengah fasiliatas dan sarana umum masyarakat. Di samping kiri hotel ada Galeria Mall dan Carefour, kanan kiri hotel, banyak sekali café dan restoran Arab khas Suriah, Lebanon hingga Turky.
Kunjungan kedua saya di kota tua Jordan ini cukup berkesan. Sepekan lebih terasa begitu singkat karena padatnya agenda sesuai rencana diawal. Sejumlah acara tesebut seperti ceremony penandatangan MoU terkait pengungsi Palestina di Jordan antara NPC -lembaga kemanusiaan yang saya pimpin- dengan JHCO (Jordan Heshemite Charity Organizaiton), menjadi narasumber pada Simposium bertema Palestina di Universitas Jordan yang diadakan oleh PPI Timur Tengah dan Afrika, dan kunjungan langsung ke beberapa titik kamp pengungsian Palestina.
Tentu saja di sela-sela aktivitas yang cukup menguras energi ini, saya dan tim, Alhamdulilah, bisa berkunjung ke sejumlah objek wisata menarik di Jordan, seperti menikmati Sunset di laut mati, berkunjung ke Masjid Al-Hussein yang dibangun dengan gaya aristektur Ottoman.
Kami juga diajak berkeliling kota Amman yang memilki gestur tanah berbukit – bukit. Mengelilingi gedung pemerintahan dan rumah-rumah warga yang dibangun dengan khas bangunan arsitek Timur Tengah dengan atap bak kotak korek api.
Perjalanan kami tidak saja di kota Amman. Kami sempat mengunjungi kota Irbid, kota bersejarah di Utara Jordania yang berjarak 85 Kilometer dari kota Amman. Baik di Irbid maupun Jerash, di sanalah kami bisa mendatangi langsung kamp-kamp pengungsian Palestina.
Sayangnya karena waktu kunjungan begitu singkat dan aktivitas yang cukup padat, maka sejumlah objek wisata peninggalan Romawi belum sempat dikunjungi, kecuali Teater Romawi yang berada di dalam kota Amman.
Tim NPC yang terdiri dari Saya, Bapak Ahmad Halim Syakur (Dewan Pembina NPC), dan Ghozin Fauzi (Staf Media dan Komunikasi) merasa sangat bersyukur karena perjalanan dinas ini sesuai target yang telah direncanakan. Nyaris tidak ada kendala yang berarti, meski awalnya kami ragu apakah mampu mencapai akses wilayah kamp pengungsian Palesitna yang dijaga dan dipantau secara ketat oleh aparat keamanan Jordan.
Namun berkat pertolongan Allah Swt. melalui peran aktif KBRI Amman yang melakukan pendampingan sejak kami tiba pada tanggal 19 Juni 2019 hingga hari ini, semua urusan berjalan lancar.
Mewakili Nusantara Palestina Center (NPC), saya mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
– Yang Mulia Duta Besar RI untuk Kerajaan Hismet Jordania, Bapak Andy Rahmiyanto atas dukungan dan sambutan yang hangat untuk NPC. Bahkan beberap hari lalu, Pak Dubes menyebut NPC dalam akun pribadinya di Twitter. Bahkan pada Maret 2018, melalui tulisan opininya di Jordan Times, Pak Dubes menyebutkan peran dan kontribusi nyata NPC untuk rakyat Palestina.
– Yang Terhormat Bapak Nico Adam, Wakil Dubes RI atas arahan serta kesediannya untuk mendampingi langsung Tim NPC menemui sejumlah pihak terkait selama di Jordan.
– Sejumlah staf KBRI Kairo, Bapak Gunawan, Bapak Wasil, dan Bapak Muhammad Jalil, yang ternyata ketiganya juga merupakan alumni Universitas Al-Azhar. Khusus Jalil dan isteri, Ria Agustina yang saat ini sedang menempuh kuliah S3 di Jordan, keduanya adalah sahabat karib satu angkatan saat menimba ilmu di negeri piramida. Takdir jualah yang mempertemukan kami di Amman ini.
Tentu saja terima kasih yang sebesar-besarnya kepada rakyat Indonesia atas kepercayaannya kepada Nusantara Palestina Center (NPC). Alhamdulilah NPC bisa eksis dan menjadi NGO Internasional dari Indonesia, berkat doa dan dukungan finansial dari para donator yang menyalurkan bantuannya kepada NPC ataupun melalui mitra-mitra NPC di tanah air.
Amman, 27 Juni 2019, sesaat sebelum menuju airport …