MAMUJU–Bagaimana menerapkan Kepramukaan sebagai salah satu ekstrakurikuler wajib di sekolah? Ternyata tak sesulit seperti yang banyak dikeluhkan beberapa kalangan pendidik.
“Pertama, harus dibedakan antara fungsi dan keberadaan gugus depan sebagai unit organisasi, dan Metode Kepramukaan sebagai muatan utama eskul di sekolah,” sebut Andalan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Raden Mas Iqbal, di SDN 1 Mamuju, Rabu (13/12/2017).
RM. Iqbal hadir bersama Tim Kementerian Pendidikan Nasional, dalam program monitoring dan evaluasi gugus depan Gerakan Pramuka bagi penguatan Kepramukan yang menjadi eskul wajib di sekolah.
Menurutnya, penerapan esktrakurikuler Kepramukaan tidak perlu dianggap akan memberatkan sekolah, karena harus dibantu pembina dari sekolah lain atau kwartir. Pemahaman itu yang dianggapnya kurang pas selama ini.
“Harus dapat dipilah antara kelembagaan gugus depan yang berpangkalan di sekolah, berikut program kerja dan strukturnya, dengan muatan Kepramukaan yang menjadi eskul wajib di sekolah. Untuk penguatan eskul ini lebih pada bagaimana menerapkan delapan Metode Kepramukaan-nya, dalam penguatan karakter anak-anak,” paparnya di depan perwakilan beberapa gugus depan dalam kota Mamuju.
Pelatih senior di Pusdiklatnas Gerakan Pramuka juga mengatakan, peserta didik tidak perlu diwajibkan memakai seragam Pramuka saat jam eskul tersebut. Itu yang disebutnya berbeda dengan program Gudep secara reguler.
“Anak-anak tetap berseragam sekolah saja atau yang lainnya, tidak mesti harus uniform. Karena di eskul itu titik beratnya di penerapan metode Kepramukaan. Itu sebabnya guru saat ini wajib mengikuti Kursus Mahir Dasar (KMD), bukan berarti mereka harus jadi Pembina Pramuka setelah KMD. Tetapi KMD, bertujuan agar mereka memahami esensi Metode Kepramukaan,” terangnya lagi kepada mandarnesia.com usai pertemuan, Rabu (13/12/2017) siang.
Kegiatan monev itu juga dihadiri Andalan Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Sulbar, Adi Arwan Alimin. “Dibutuhkan orientasi Kepramukaan lebih lanjut kepada kepala sekolah atau mabigus dan pembina di daerah. Agar penerapan eskul bagi penguatan karakter peserta didik kita optimal,” tambah Adi Arwan, penulis buku “Pedoman Kepramukaan” ini.
Berikut rincian Metode Kepramukaan: pengamalan Kode Kehormatan Pramuka; belajar sambil melakukankegiatan berkelompok, bekerjasama, dan berkompetisi; kegiatan yang menarik dan menantang; kegiatan di alam terbuka; kehadiran orang dewasa yang memberikan bimbingan, dorongan, dan dukungan; penghargaan berupa tanda kecakapan; satuan terpisah antara putra dan putri;
#SudirmanSyarif