Reporter: Sudirman Syarif
MAMUJU, mandarnesia.com — Gugus tugas Provinsi Sulawesi Barat bisa saja menjadi cermin positif bagi penanganan pasien virus corona yang telah menjangkit jutaan orang di seluruh belahan dunia yang menewaskan ratusan ribu nyawa.
Sulawesi Barat mencatat kasus positif virus corona muncul di akhir Bulan Maret lalu. Berawal dari seorang santri asal Majene yang dinyatakan positif usai pulang dari Magetang, Jawa Timur. Kasus itu juga menjadi awal pasien sembuh yang kemudian terus-menerus bertambah menjadi 77 orang dari 104 pasien positif covid-19 Sulbar.
Meski gugus tugas gagal mempertahankan laju angka pasien positif covid-19 yang masih terus meningkat, namun gugus tugas berhasil menekan angka kematian pasien positif covid-19 yang sangat rendah. Hanya dua pasien yang dilaporkan meninggal di Sulbar.
Keduanya merupakan pasien yang berasal dari Kabupaten Mamuju Tengah dan pasien dari Kabupaten Polewali Mandar yang berada pada usia rentang dan memiliki riwayat penyakit.
Dalam sebuah diskusi virtual, Sekretaris Provinsi Sulawesi Barat Muhammad Idris DP menyebut, Sulbar menjadi wilayah kedua dengan penanganan covid-19 terbaik di Indonesia, meski statement tersebut belum didukung dengan data yang valid.
“Perlu info apa saja indikatornya (Sulbar masuk posisi kedua). Kalau jumlah kasus kita nomor 2 paling sedikit,” kata Anggota Gugus Tugas Penanganan Covdi-19 Sulawesi Barat dr Muhammad Ikhwan, Sabtu (20/6/2020).
Ia menjelaskan, 90 persen kasus di Sulbar adalah pasien gejala ringan atau bahkan tidak ada gejala sebanyak 1.557. “Tapi kita cukup sigap untuk melakukn tracking ,test dan isolasi. Sehingga penularan masih bisa kita kendalikan.”
Dalam menangani pasien, tim medis Sulbar belum menggunakan dexamethasone obat yang disebut dapat membantu mengurangi kematian akibat virus corona, seperti yang diberlakukan di beberapa negara.
“Belum pak, itu kasuistis penggunaanya. Pakai protokoler biasaji, kombinasi beberapa macam obat, vitamin,” tutupnya.
Juru bicara gugus tugas penanganan covid-19 Sulbar Safaruddin Sanusi mengatakan, pemerintah harus sinerjitas untuk memutus rantai covid-19 di Sulbar. Tidak bisa lengah dengan pergerakan orang yang masuk ke Sulbar.
“Kita harus tetap mengawasi masyarakat yang datang dari mana saja untuk melapor kepada petugas, untuk memudahkan mendeteksi pergerakan masyarakat untuk menekan tidak ada lagi kasus-kasus baru di Sulbar, dan harus tetap rajin cuci tangan, pakai masker. jaga jarak, dan tidak bersalaman ketika ketemu dengan siapa saja,” tutupnya.
Foto : Facebook Dinkes Sulbar