Reporter : Busriadi Bustamin
MALUNDA, mandarnesia.com–Tiga bulan pasca gempa M. 6,2, 15 Januari lalu, warga Dusun Aholeang dan Rui Desa Mekkatta, Kecamatan Malunda masih tinggal di tenda-tenda pengungsian. Ratusan Kepala Keluarga (KK) ini, masih menunggu relokasi yang dijanjikan Pemerintah Daerah Kabupaten Majene.
Muhammad Anwar Sadik Plt. Kades Mekkatta mengatakan, salah satu faktor sehingga relokasi warga belum terwujud lantaran persoalan syarat administrasi yang begitu ribet.
“Nyata memang persoalan administrasinya ribet pak. Iye. Artinya setelah kita identifikasi lokasinya, kesiapan warga untuk menjual lokasinya maka itu kita sampaikan ke pemerintah daerah. Setelah itu baru tim pertahanan turun melakukan pengukuran. Jadi yang tidak ada sertifikatnya dibuatkan lagi sporadik,” kata Muhammad Anwar, via sambungan handphone, Senin (19/4/2021).
Ia menuturkan, persoalan Dusun Aholeang dan Rui tentunya tetap melihat secara proporsional. Sehingga bèrdasarkan kesepakatan dengan pemerintah daerah, bupati dan OPD terkait bahwa Aholeang dan RUI dipisahkan.
“Kira-kira 150 meter jarak antara Dusun Aholeang dan Rui. Kalau (lokasi) Aholeang sekitar 9.000 area. Dan Dusun Rui kurang lebih 5.000 area. Jadi sekitar 1, 5 hektar lahan yang disiapkan Dusun Aholeang dan RUI. Yang jelas intinya dilakulan pemisahan sesuai permintaan dari masyarakat itu sendiri,” tuturnya.
Menurutnya, setelah tim apresial melakukan penentuan harga tanah yang akan dijadwalkan Selasa 20 April 2021 besok (hari ini) maka hasilnya akan kembali disampaikan ke pemerintah daerah.
“Selanjutnya dikembalikan ke pemilik lahan. Apakah diterima atau bagaimana. Setelah itu, sekiranya sudah ada titik temu antara harga yang disampaikan tim afresial dan disetujui pemilik lahan, maka pemerintah daerah akan menyelesaikan pembayaran. Setelah proses pembayaran tahapan selanjutnya akan dilakukan pembangunan perumahan rumah warga,” ucapnya.
Ia menambahkan, pada prinsipnya mulai jajaran pemerintah desa hingga ke kabupaten ingin melakulan percepatan relokasi.
“Sebenarnya pemerintah daerah selalu menyampaikan untuk segera dilengkapi. Persoalannya kemudian banyak sekali yang harus dilengkapi. Sehingga sedikit memperlambat proses relokasi ini. Tapi sebenarnya tidak telambat karena ini sudah sesuai dengan alurnya. Ada tahapan yang harus dilakukan dalam relokasi itu sendiri,” tambahnya.
Ketfot : Warga Dusun Aholeang-Rui masih tinggal di tenda – tenda pengungsian pasca kampung mereka lulu lantak diguncang gempa bumi M. 6,2/Sudirman Syarif