Dosen Unsulbar Pasang Alat Deteksi Suara Burung di Mampie

MANDARNESIA.COM, Mampie — Bersama Sahabat Penyu, Dosen Universitas Sulawesi Barat (Unsulbar) melakukan kegiatan monitoring burung dengan menggunakan metode bioakustik di Mampie. Kegiatan ini berlangsung selama lima hari, dengan tujuan mengidentifikasi keanekaragaman jenis burung di daerah tersebut, Kamis (08/08/2024).

Metode bioakustik ini merupakan cara pengambilan sampel secara non-invasif, yaitu tanpa melukai hewan yang dituju. Alat yang digunakan bernama Audiomoth, yang mampu merekam suara burung secara pasif selama 24 jam dengan jeda istirahat sekitar 2×40 detik.

Audiomoth dipasang pada tongkat yang ditancapkan ke dalam tanah dan dibiarkan merekam suara burung yang melintas atau mengitari sekitar alat tersebut. Data yang diperoleh dari rekaman ini kemudian dianalisis untuk mengetahui jenis-jenis burung yang ada di lokasi tersebut.

Kegiatan ini dipimpin oleh Alexander Kurniawan Sariyanto Putera dari Universitas Sulawesi Barat, yang berkolaborasi dengan Muhammad Yusri, perwakilan dari komunitas Sahabat Penyu dan masyarakat Dusun Mampie, Desa Galeso, Kecamatan Wonomulyo, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat.

“Metode bioakustik ini sangat efektif karena dapat memantau burung-burung tanpa mengganggu habitat alami mereka. Selain itu, data yang diperoleh sangat berguna untuk penelitian dan konservasi keanekaragaman hayati,” ujar Alexander Kurniawan.

Kegiatan ini didukung oleh program Locally-led East Asian Flyway Acoustics (LEAFA), yang berfokus pada monitoring burung migrasi di Rute Penerbangan Asia Timur hingga Australia (East Asian Australasian Flyway/EAAF).

Dukungan finansial juga datang dari WWF-Hongkong melalui pendanaan dari program Asian Waterbird Conservation Fund tahun 2024.

Sedikitnya ada 3 titik lokasi pemasangan alat di Mampie tentunya melihat lokasi yang sering banyak jenis burung datang di sekitar alat pemasangan alat tersebut

Muhammad Yusri, ketua komunitas lokal, menyatakan bahwa partisipasinya dalam kegiatan ini menambah pengalaman berharga dalam pengamatan burung bersama dosen dari Universitas Sulawesi Barat.

“Ikut kegiatan ini menambah pengalaman saya tentang pengamatan burung bersama dosen unsulbar sekaligus memperlaya data kami di kelompok,” ujarnya.

Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya konservasi burung dan ekosistem di daerah Pesisir Mampie, serta memberikan data yang bermanfaat bagi upaya pelestarian burung migrasi di kawasan ini. (Rls/WM)