Berbincang Seputar Maulid Bersama Ustaz Muhammad Nasir

59 / 100

Oleh: Musmarinah, Mahasiswa Unasman

Perihal Maulid, hampir semua orang yang beragama Islam menyambutnya dengan rasa bahagia setiap tahunnya. Tradisi di Polewali mandar dalam perayaan Maulid menyambutnya dengan berbagai hal kemeriahan.

Beberapa waktu yang lalu saya berjumpa dengan salah seorang ustaz Muhammad Nasir (43 Tahun) tinggal di Takatidung, Polewali Mandar. Kami membahas tentang Maulid. Kata beliau bahwa Maulid adalah kelahiran, kelahiran yang berarti manusia yang lahir di muka bumi, begitu pun dengan Nabi Muhammad saw, beliau juga dilahirkan di muka bumi ini seperti manusia pada umumnya namun yang membedakan dengan manusia lainnya ialah statusnya yang tidak dapat disamakan seperti manusia lainnya sebab beliau bukan manusia yang biasa melainkan manusia yang luar biasa.

Mengapa kita harus menyambut maulid, apakah diperintahkan di dalam Al-Quran atau hadis, beliau mengatakan bahwa tidak ada dalam Al-Quran atau hadis yang memerintahkan kita untuk menyambut maulid, tetapi di dalam Al-Quran sendiri banyak sekali dalil-dalil yang mengatakan bahwa cintailah Rasulmu cintailah Nabimu, jadi kata kuncinya hari ini kita menyambut Maulid dengan alasan kita mencintai nabi kita Baginda Muhammad SAW. Menyambut Maulid sebagai bukti cinta kepada nabi Muhammad saw sebagai nabi yang awal dan juga yang terakhir.

“Maulid sendiri memiliki banyak hikmah, seperti diperintahkannya kita untuk melaksanakan ibadah sholat, dan membiasan diri bersholawat kepadanya sebab kata baginda nabi barang siapa yang bersholawat kepadaku satu kali maka Allah akan bersholawat kepadanya sepuluh kali, dan masih banyak lagi hikmah Maulid.” Tegas Muhammad Nasir.

Mengenai tradisi dalam penyambutan Maulid seperti di Polewali Mandar ini banyak sekali desa-desa yang menyambutnya dengan cara yang berbeda. Seperti kita ketahui bahwa dalam penyambutan Maulid kadang-kadang ada desa yang menyertakan orang yang naik kuda secara massal, “Tammaq Massal” disertai dengan iringan tabuhan rebana,

“Selagi hal tersebut tidak terpesona jauh dari hukum syarat dan aturan-aturan dalam Islam maka itu sah-sah saja” Ungkap .

Ada juga tradisi dengan membawa makanan ke masjid, makanan yang biasa dibawa ke masjid seperti sokkol, bunga telur dan lain sebagainya itu menjadi simbol.

Adanya telur di dalam bulan Maulid sebab dikisahkan Nabi Muhammad SAW memenangkan beberapa peperangan kaum melawan kaun kafir dan itu terjadi di bulan Maulid dan orang yang merayakannya menusuk telur tersebut, itulah mengapa di dalam suatu telur terdapat ditusuk satu saja sebab hal tersebut memiliki makna bahwa Allah itu satu dan alat tusuknya juga bermakna bahwa satu saja yang disembah hanya Allah semata.

Sesungguhnya Allah itu maha tunggal dan yang paling berkuasa.