Ahli Tahajud yang Merugi

Jendela Ramadan (13) Dr. Aco Musaddad HM Kadis Kominfo SP Polewali Mandar dan Pengurus Dewan Mesjid Indonesia (DMI) Polewali Mandar

KISAH Abu bin Hasyim adalah seorang ahli Ibadah yang sangat rajin menunaikan salat tahajud, bahkan dikisahkan ia tidak pernah meninggalkan salat tahajud selama 20 tahun.

Di suatu malam, saat ia berwudhu untuk salat tahajud, betapa kagetnya karena tiba-tiba muncul sosok yang duduk di depannya. Lalu Abu bin Hasyim menghampirinya dan bertanya kepadanya, Siapkah anda? Sosok tersebut lalu menjawab, “Saya adalah Malaikat Utusan Allah.” Sontak Abu bin Hasyim kaget dan merasa penasaran, kenapa ada malaikat mendatanginya, tentu ini adalah hal yang baik, demikian yang terpintas di dalam benaknya.

Lalu Abu bin Hasyim bertanya kembali, “Apa yang kamu lakukan disini?” Malaikat itu menjawab, “Saya diberitahu untuk menemukanmu.”

Abu bin Hasyim memperhatikan malaikat tersebut membawa sebuah kitab yang sangat tebal, lalu ia bertanya, “Buku apa yang kamu bawa?” Ini adalah kitab yang mencantumkan nama-nama kekasih Allah, kata malaikat tersebut.

Abu bin Hasyim semakin penasaran dan dia yakin pasti namanya tercantum di dalam kitab tersebut, lalu dia bertanya dengan percaya diri kepada Malaikat yang ada di hadapannya, “Apa nama saya tercantum di kitab itu?” Kemudian malaikat mengatakan, “Saya akan buka.” Malaikat pun membuka kitab besar tersebut, dan setelah mencari secara teliti, rupanya nama Abu bin Hisyam tidak ditemukan dalam kitab tersebut.

Abu bin Hasyim memintanya sekali lagi, malaikat membaca satu persatu nama-nama kekasih Allah hingga di lembaran terakhir, tetap nama Abu bin Hasyim tidak ditemukan.

Saat itu Abu bin Hasyim langsung gemetar dan bibirnya gemetar dan menangis merasa ibadahnya yang ia jalankan merasa sia-sia.

Kemudian Abu bin Hasyim kembali bertanya, “Apa penyebabnya ia tidak digolongkan kekasih Allah?”
Malaikat itu menjelaskan, ” Anda memang ahli Ibadah, tetapi anda bangga dengan diri anda sendiri, dan hanya bersenang-senang memikirkan diri sendiri.

Tetanggamu ada yang membutuhkan pertolongan tapi kamu abaikan, ada yang sakit, kelaparan tapi kamu tidak membesuk dan membantunya untuk memberi makan. Bagaimana mungkin anda bisa menjadi kekasih Allah, kalau anda sendiri tidak mencintai makhluk ciptaan Allah.

Di saat itulah Abu bin Hasyim sadar bahwa tidaklah cukup hanya beribadah kepada Allah tapi hubungan kepada sesama manusia harus dijaga dan dirawat dengan baik.

Disadur dari berbagai sumber.