Warga Aholeang-Rui Serasa Jatuh Tertimpa Tangga

Laporan: Wahyudi Muslimin

MALUNDA, mandarnesia.com-Hampir sebulan, warga dari Dusun Aholeang dan Rui menjadi penghuni bukit sawit di Desa Mekkatta. Mereka melanjutkan hidup di tenda-tenda pengungsian nan panas.

Beberapa bulan ke depan ini, mereka akan menjadi “penunggu” kebun sawit tersebut sambil menanti harapan relokasi kampung mereka yang sampai saat ini belum jelas, ke mana tiang-tiang rumah barunya akan dipancangkan pasca gempa 6,2 magnitudo, dan longsor yang menimbun serta memporak-poranda sumber penghidupan mereka.

Lukbin yang meninggalkan rumahnya hanya bercelana kolor menyebutkan, gunung yang longsor dan menimbun 14 rumah warga dipenuhi berbagai komoditas seperti pohon cokelat, kemiri dan jati.

Patut disyukuri Perusahaan Listrik Negara (PLN) bergerak cepat memulihkan penerangan di Malunda serta memasangkan meteran listrik prabayar. Namun beban token listrik untuk menjaga cahaya bohlam tetap menyala serta sumur bor bisa mengalirkan airnya yang telah disediakan NPC dan donatur lain masih menjadi tanggungan warga Aholeang, Rui juga Kalasipo, Samalio yang semuanya bersumber dari hasil patungan mereka.

Ahmad warga Aholeang yang juga koordinator penerima bantuan di posko bantuan sebelum didistribusikan ke warga, bersedih lantaran mereka menanggung beban token listrik yang harus diisi.

“Kami ini kehilangan mata pencaharian pak, bagaimana kami bisa memenuhi kewajiban mengisi token listrik, kami tidak punya penghasilan saat ini,” akunya menyeka ujung matanya lalu menunduk, seperti ada bongkah air mata ketika mengakui keadaan itu.

Lain halnya dengan Sarbidin, narahubung NPC di pengungsian warga Aholeang dan Rui menyebutkan bahwa meskipun warga memiliki dua sumur bor untuk memenuhi kebutuhan air warga, tidak akan berguna bila listrik tidak mengalir.

“Bila dua sumur bor menyala, saya yakin tidak akan mampu mengangkat beban, sebab listrik yang dipasang tidak mampu, karena hanya berkekuatan 1000 lmp/kWh, itu mengaliri 4 dusun,” ungkapnya kepada mandarnesia.com.
Dia menyarankan seandainya bisa ditambah sampai 2 meteran listrik mungkin akan mampu mengangkat dua sumur bor.

Pada hari yang sama seorang donatur yang membaca status Facebook yang diunggah Relawan NPC terkait keluhan warga tentang beban pengisian token listrik, langsung berinisiatif mengirimkan kode token listrik dengan jumlah yang cukup membantu untuk beberapa hari ke depan.

Lalu ke mana mengadu selanjutnya?