Netizen: Ahmad Akbar (Sipamandar Fest)
Sappulo appe’ banua
Dini di lita’ Mandar
Mammesa ate
Melo’ massipamanda’
Lantunan Keke membuka pelaksanaan belajar bersama Maestro. Ini mengingatkan bahwa ada jalinan persaudaraan antara kultur agraris dan maritim terikat dalam Sipamandar yang berarti bersatu.
Sejak tahun 2020 Majene telah menjadi salah satu kabupaten yang memiliki kesempatan melaksanakan kegiatan tersebut. Program Belajar Bersama Maestro (BBM) ini dilakoni oleh sejumlah komunitas yang didukung pemerintah daerah. BBM 2001 Kabupaten Majene memilih Maestro pelestari Keke, sebuah alat musik tradisi yang terbuat dari bambu dan daun kelapa dengan cara meniupnya untuk menghasilkan bunyi khas.
Gabungan komunitas seni budaya pemerhati lingkungan dan desain grafis memilih Pua Moha dari Desa Adolang Kecamatan Pamboang sebagai salah satu Maestro yang tetap melestarikankan keberadaan Keke. Meski sudah sangat berumur namun ia masih lihai memainkan keke sebagaimana adanya.
Dengan menghadirkan 20 orang peserta dari berbagai komunitas dan lembaga seni dan budaya se-Kabupaten Majene BBM kali ini juga didampingi oleh Maestro musik tradisi Franki Raden sebagai Maestro ahli. Dia diutus langsung oleh kelompok kerja platform kebudayaan Kementerian pendidikan dan Kebudayaan.
BBM dilaksanakan selama satu minggu mulai dari tanggal 24 sampai 30 September di LPMP Sulawesi Barat.
Kegiatan ini mencangkup pembelajaran mulai dari mengenal Keke, praktek, membuat Keke sampai bagaimana caranya memainkan.
Kegiatan pembelajaran dasar keke ini juga dilengkapi metode menyanyikan lagu Keke sehingga untuk maksud tersebut sebagai pendamping dari Maestro Keke juga didatangkan Pua Jalal dari Dusun Coci Banua Adolang Pamboang. Seorang seniman yang membidangi nyanyian-nyanyian tradisi.
Kegiatan yang lebih banyak praktek ini dibagi menjadi dua periode belajar. Dimulai dari belajar bersama Maestro lokal dan belajar bersama Maestro ahli dari Kementerian.
Franky Raden memberikan materi bagaimana Keke dan nyanyian Keke bisa berkolaborasi alat musik tradisi lainnya sehingga membentuk satu komposisi musik yang menarik.
“Mestinya seorang pemusik tradisi harus mampu hidup dari musik, makanya musik tidak hanya pada teknik tetapi memerlukan wawasan yang luas,” pesan Franki Raden kepada peserta belajar bersama Maestro. (AA)