Puisi-puisi Nur Rifdah Hamid

sepi

 

sepi telah membuat hidup orang itu

jadi kapal tua yang bongkok

dan hampir karam

 

ia ingin menulis puisi

menemukan kembali hidupnya

tapi ia lupa pada kata pertama

 

kata yang membakar sepinya!

 

ia ingin pergi

tapi sepi selalu mengikutinya

seperti bayang-bayang di siang hari

serupa gelap di langit malam hari

 

ia ingin mati barangkali sepi berhenti

tapi ia pun ngeri melihat bangkai

terabaikan, hancur, dan sendiri

 

betapa ingin ia mengusir sepi

penjahat jalang yang menyiksa hatinya!

 

2023

 

 

Nirwana

 

Sabda di sehembus angin

sebening mata air

di gunung bunga-bunga

 

Langit biru

Laut biru

keluasan satu warna

bermakna seribu warna

di jantung kedalaman

 

Dunia bukan ilusi

kerna keindahan musim semi

pagi, kicau kenari, daun gugur

memesona batinmu

 

Di jalan berbatu

mungkin akan kau petik

dharma sebait-sebait

terukir di setiap batu

“setiap rintang adalah sahabat”

 

 

 

Ke jiwa semesta

ke senja keemasan

esok adalah hari kedua

dan tak ada detik

selain nirwana, selain nirwana

 

2023

 

 

Suasana

 

pagi turun ke kota ini, terbukalah warna

hijau pada daun, biru pada langit,

putih pada awan dan merah pada mawar

yang mekar, o, rahmatMu yang pertama

 

kicau pada burung, ricik pada air

nyiur pada pohonan dan lagu sepasang kekasih

yang merangkul benua benua jauh

salamMu meliputi bumi yang kami tinggali

o, berkatMu yang kedua

 

2023

 

Tentang Penulis:

Nur Rifdah Hamid, lahir di Wonomulyo, 7 September 2002. Sehari-hari aktif di Komunitas Perempuan Membaca, dan berkuliah di prodi Ilmu Al-Quran dan Tafsir, STAIN Majene