Politik Pragmatis dan Kaum Disabilitas

Pemilih Disabilitas Pemilu Tahun 2019. Sumber: https://opendata.kpu.go.id/
Data Pemilih Disabilitas Pemilu Tahun 2019. Sumber: https://opendata.kpu.go.id/

Oleh : Gagat Kamayang, Pemilih Difabel

TAHUN 2024 tinggal menghitung bulan. Tahun yang amat penting bagi para elit politik dan masyarakat Indonesia. Terlepas dari masalah pemilihan terbuka dan tertutup. Masyarakat Indonesia tidak hanya terdiri dari masyarakat yang berpendidikan tinggi, ada juga masyarakat dengan ekonomi menengah ke bawah dan masyarakat dengan kebutuhan khusus atau sering disebut dengan penyandang disabilitas atau difabel.

Di tahun politik mendatang seharusnya masyarakat maupun aparat berwenang terhadap perjalanan pemilihan calon pemimpin atau kepala daerah bisa memberikan edukasi yang baik dan layak terhadap setiap lapisan masyarakat.

Baik dengan cara door to door, diseminasi ataupun penyebaran tata cara melalui media dan alat peraga. Karena kebanyakan masyarakat terutama penyandang disabilitas masih belum maksimal mengenal apa itu politik yang sebenarnya.

Diperlukan adanya penyuluhan atau diseminasi yang masif terhadap warga masyarakat atau warga binaan yang memiliki kebutuhan khusus agar bisa memandang bahwa dunia politik itu tidak selamanya kelam dan hitam.

Selama ini mereka beranggapan bahwa dunia politik itu adalah dunia yang pragmatis dan terbatas pada materi. Masyarakat difabel masih banyak yang harus di edukasi karena sangat banyak pemilih difabel yang kurang tersentuh oleh wawasan politik, terlepas itu dari segi keterbatasan pendidikan atau apapun latar belakang mereka.

Saya pun sebagai penyandang disabilitas berusaha meyakinkan rekan-rekan difabel bahwa politik itu tak selamanya memiliki sisi kelam. Tapi, dengan kita berpolitik justru kita menentukan arah bangsa ke depan.

Jangan pula menganggap politik itu terlalu pragmatis. Karena politik pragmatis akan membawa dampak buruk bagi masyarakat. Contoh kecil yang banyak terjadi di lapangan, masyarakat tidak bisa berbuat banyak saat “gerilya serangan fajar” terjadi.

Mereka berdalih ambil uang atau bantuannya tapi jangan pilih orang atau partainya.

Edukasi yang tepat dan berimbang dalam upaya meningkatkan partisipasi politik dan kesadaran berpolitik pada kelompok difabel sangat dibutuhkan. Sehingga tidak ada lagi kecurangan, golput atau mosi tidak percaya masyarakat terhadap dunia politik.