Reporter : Busriadi Bustamin
MAMUJU,mandarnesia.com-Pemerhati Anak dari Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) Fadilah, berpesan kepedulian terhadap anak, harus terus diupayakan dengan intervensi program dari berbagai dinas/lembaga terkait.
“Baik dari aspek kesehatan dan gizi, pendidikan formal non formal, pengasuhan/perawatan, perlindungan dan lain-lain yang dilakukan secara holistik integratif. Contoh kongkritnya melalui PAUD HI (Pengembangan Anak Usia Dini Holistik Integratif). Untuk usia PAUD 0-6 tahun, sosialisasi 1000 HPK (Hari Pertama Kehidupan) terkait intervensi gizi spesifik dan sensitif dalam pencegahan stunting, Bina Keluarga Balita (BKB), Bina Keluarga Remaja (BKR) PIK Remaja, gerakan literasi, dan kegiatan-kegiatan lain yang sudah banyak dijumpai di Sulawesi Barat. Diusung oleh dinas terkait juga lembaga-lembaga sosial yang memiliki kepedulian tinggi,” kata Fadilah, Selasa (23/7/2019).
Baca juga : https://mandarnesia.com/2019/07/hari-anak-nasional-jangan-hanya-seremonial/
“Ini adalah gambaran upaya-upaya positif dalam menyiapkan generasi yang berkualitas. Tentu saja bukan hanya sekadar kualitas intelektualnya, namun terlebih pada kualitas moral dan kepekaan sosial,” sambungnya.
Di sisi lain, tidak dinafikan bahwa di sekeliling terdapat banyak predator-preador yang mengintai anak. Bahkan telah mengorbankan anak sebagai sasaran empuk kekerasan. Baik fisik maupun psikis.
“Celakanya lagi pelakunya bukan orang lain, namun oleh orang tua/keluarga terdekat yang seharusnya melindungi anak-anak tersebut. Kejadiannya sudah kita dapatkan lewat suguhan TV, media online, maupun media cetak,” ucapnya.
Namun telah terjadi di Sulawesi Barat. Mulai dari kekerasan biasa, cacian, hinaaan, makian, pemukulan, pelecehan, pemerkosaan, upaya pembunuhan, pembunuhan sadis dan tragis.
“Ada yang terkuak jadi santapan media, kemudian pelaku terjerat hukum, dan ada yang sengaja tidak diekspos demi menjaga privasi,” pungkasnya.
Foto : Fadilah/ist