Mandarnesia.com — Pengurus Daerah Ikatan Guru Indonesia Mamuju Workshop Satu Guru Satu Buku (Sagusaku) di aula Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah raga Kabupaten Mamuju Sabtu, (8/9/2018). Kegiatan ini bertujuan memotivasi peserta untuk menulis, juga meningkatkan kompetensi guru dalam menghasilkan tulisan.
Menurut Ketua IGI Mamuju, Rustam Ap0andi, setiap peserta ditarget mampu menghasilkan buku dan memotivasi guru lain agar terinspirasi melakukan hal yang sama.
Senada dengan apa yang disampaikan Ketua IGI Mamuju tersebut, Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Mamuju, Murniani dalam sambutannya saat membuka acara workshop berharap agar tiga bulan ke depan, karya peserta workshop Sagusaku sudah terpajang di perpustakaan.
Lebih jauh, wanita bersahaja ini berpesan agar kiranya sebagai guru tak berhenti belajar dan tak menunggu uluran tangan pemerintah.
“Guru wajib meningkatkan kompetensi tanpa bantuan dari pemerintah. Anggaran pendidikan saat ini sangat minim, sehingga kecil kemungkinan pemerintah mampu membiayai semua pelatihan guru,” jelas Murniani.
Karena itu, guru harus mau berusaha mandiri untuk mengembangkan diri, misalnya dengan mengikuti pelatihan yang diadakan IGI. Kadiknas juga berjanji akan mendukung kegiatan yang dilakukan oleh IGI.
Sementara itu, Ketua IGI Wilayah Sulawesi Barat, Hilman Paturusi, memaparkan bahwa selama ini, meskipun tidak masif, namun IGI secara berkesinambungan tetap melaksanakan kegiatan peningkatan kompetensi diri. Beliau mengharapkan pelaksaaan workshop kali ini mampu membangkitkan semangat untuk kegiatan selanjutnya.
Workshop yang ini dihadiri Coach Nasional Sagusaku IGI Mira Pasolong, normalnya dilaksanakan dua hari, namun untuk kali ini hanya satu hari. Meskipun begitu, untuk memaksimalkan materi, pelaksanaan wokrshop berlangsung hingga pukul 17.00 lewat.
Workshop diikuti 21 peserta dari berbagai jenjang pendidikan dan beragam jurusan. Uniknya, semua peserta adalah perempuan, kecuali 4 laki-laki yang merupakan pengurus IGI. Workshop dibagi dalam tiga sesi, sesi motivasi, teori, dan praktek dengan jam praktek 60 persen.
Pada sesi ketiga semua peserta diminta menulis artikel bertema pendidikan. Artikel ini kemudian akan dibuat buku antologi karya peserta Sagusaku Mamuju. Dalam jangka waktu 120 menit, ada sekitar lima artikel yang tuntas dan langsung dikirim ke WA pemateri. Bagi peserta yang belum menyelesaikan tugasnya, maka diberi waktu hingga hari Selasa 11 September 2018.
Tugas lain pada sesi ketiga yang harus diselesaikan peserta membuat judul dan outlune untuk buku solo. Sama dengan penulisan artikel, peramuan judul dan outline ini juga wajib dikumpul hari Selasa. Selanjutnya, sebagaimana biasanya, peserta akan didampingi dan dibimbing untuk menyelesaikan bukunya selama tiga bulan.
Bimbingan dilaksanakn secara online di group WhatsApp yang dibuat panitia.
Kegiatan berakhir ketika jarum jam menunjukkan angka lima. Masih banyak yang harus dipelajari. Namun setidaknya pertemuan hari ini cukuplah menjadi amunisi untuk mulai menulis dan tak lagi menunda. Bukankah sebagai suatu keterampilan, maka untuk mahir menulis, maka kita harus menulis.
#Rilis IGI Sulbar