Dari Bumi Manakarra, Struktur DI/TII Terbentuk

Dokumentasi Pasukan Operasi Kilat 1964 (Koleksi Kaimuddin, 2018 Jakarta)
Dokumentasi Pasukan Operasi Kilat 1964 (Koleksi Kaimuddin, 2018 Jakarta)

Kemudian pada 3 Juli, pukul 20.45, gerilyawan menembaki kota Mamuju dari jurusan timur dan utara dengan tembakan-tembakan bren gun, mortir dan lain-lain. Ketika itu terjadi kontak senjata sekitar satu jam lamanya. Dipihak tentara dan penduduk dalam kota tidak terdapat sesuatu korban, sedang dari pihak gerilyawan beberapa orang diantaranya tewas dan puluhan yang luka-luka berat dan ringan akibat serangan balasan dari TNI yang berpos dipelabuhan Mamuju. Kemudian pada tanggal 9, pukul 20.00 TII kembali menembaki kota Mamuju dari jarak jauh arah timur.

Serangkain serangan yang tindakan pengracunan oleh gerilyawan DI/TII tersebut merupakan suatu taktik untuk menarik penduduk agar melakukan pengungsian ke daerah pedalaman. Selain itu, penyerangan yang dilakukan terus-menerus dikarenakan gerilyawan ingin menduduki kota Mamuju. Di Kabupaten Mamuju seluruhnya, mulai Kecamatan Tappalang, Kalumpang, Kalukku, Budong-Budong, Pasangkayu, sudah menjadi wilayah de facto gerilyawan DI/TII karena pos tentara di daerah tersebut belum diisi oleh TNI terutama sepeninggal kesatuan Bn. 714 di Budong-Budong dan Ki. Frans di Bambaloka dan Pasangkayu. Beda halnya dengan Distrik Mamuju (Kota Mamuju), merupakan daerah yang sulit ditaklukkan karena terdapat 11 pos TNI yang berjaga.

Selain wilayah de facto militer, Mamuju juga merupakan kawasan de facto ekonomi DI/TII. Disamping itu, Mamuju khususnya merupakan kawasan yang dianggap paling aman untuk melakukan penyelundupan. Hal inilah yang menjadikan DI/TII menempatkan Mamuju sebagai salah satu basis kegiatan perdagangannya disamping memperluas wilayah dan pengikutnya. Dalam mengurus aktivitas perdagangannya, DI/TII membentuk kongsi dagang yang dinamai Contact Post di tiga daerah yang mempunyai hasil alam yang melimpah. Contact Post I (CP I) berada di Mamuju; Contact Post II (CP II) berada di Bulukumba; Contact Post III (CP III) berada LampesuE di tepi danau Towuti.

Fokus Contact Post yakni dalam bidang perdagangan. Di wilayah Mandar, Contact Post berpusat di Mamuju, alasan utamanya, disamping mempunyai hasil alam yang melimpah, Mamuju juga merupakan daerah tertutup dan jauh dari pengamatan TNI. Dengan situasi tersebut, DI/TII leluasa memainkan peran dalam melakukan perdagangan serta penyelundupan kopra, beras, serta hasil alam lainnya. Pada masa tersebut, kopra merupakan komoditas utama dalam pasar luar maupun dalam negeri. Sepanjang daerah pesisir Mandar merupakan daerah yang dominan ditumbuhi tanaman kelapa (Fikram, 2018).

(BERSAMBUNG)