Catatan Tersisa dari Outbound 142/Tatag

Catatan Tersisa dari Outbound 142/Tatag -
Fose bersama usai kegiatan Outbound Kemanunggalan di Korem 142/Tatag Mamuju. Foto: Panrem 142/Tatag

Satu persatu rintangan kami lalui dalam Outbound Kemanunggalan yang dilaksanakan Korem 142/Tatag bersama insan media Mamuju dan sekitarnya, kemarin.

Namun hati ini berat rasanya melupakan hal yang satu ini. Yaitu, saat menggenggam Pistol FN.46. Saya sangka bobot pistol itu sama beban dengan pistol mainan yang selama ini bebas dipasarkan di pasaran.

Ternyata, dengan santainya mendapat giliran, tangan kanan ini bersambar ke arah tanah. “Untung tidak lingsir, andaikan lepas, pasti rasa malu ini akan lebih bertambah,” tawaku terbahak-bahak dalam hati.

Cakapan di hati itulah, terasa terus mengganggu. Bukan karena tidak senang, bahkan lebih dari senang. Meskipun dari keluarga yang tidak punya ikatan dengan TNI maupun Polisi, jadi wajar rasanya pengalaman ini adalah pengalaman pertama yang akan saya terus kenang hingga akhir hayat nanti.

Usai dapat giliran memegang pistol, saya kembali medapat giliran memegang Senapan Laras Panjang M.16. Namun agak sedikit berbeda, karena sudah dapat pengalaman dari peristiwa pertama tadi, saat memegang pistol. Artinya harus lebih sigap lagi. Dan berjalan lancar.

Outbound Kemanunggalan telah menambah deretan pengalaman dalam hidup ini. Selain itu, peristiwa yang sangat berharga terasa lebih sempurna dengan mengabadikan momen tahapan mengelilingi makorem dengan kecanggihan telepon genggam.

Dari kegiatan itulah saya mendapatkan pengetahuan, bahwa jangan sekali-kali remehkan hal kecil apapun. Karena berangkat dari hal kecil lah, akan membawa petaka apabila tak lebih sigap menghadapinya.

Terima kasih kepada Korem 142/Tatag Mamuju, telah mengundang insan media ini untuk berbagi pengalaman. Menyatu dalam sinergitas.

#BusriadiBustamin