Warkop Desa, Pilot Project Polman untuk Matching Fund 2024

Dr. Aco Musaddad, M.Si sedang memimpin diskusi untuk program Matching Fund 2024. (Foto: Ist)
Dr. Aco Musaddad, M.Si sedang memimpin diskusi untuk program Matching Fund 2024. (Foto: Ist)

MANDARNESIA.COM, Polewali — Akselerasi riset dan inovasi pada Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Diktiristek) telah menjalankan program Matching Fund-Kedaireka sejak tahun 2021. Matching Fund merupakan dana padanan yang diberikan kepada perguruan tinggi dan industri yang berkolaborasi dalam pengembangan inovasi melalui platform Kedaireka.

Pada tahun 2021, Matching Fund telah mendanai sebanyak 427 proposal kolaborasi antara insan perguruan tinggi dengan industri lewat Kedaireka. Tahun 2022, jumlah proposal yang didanai meningkat menjadi 1.093 proposal.

Tim Ahli Matching Fund Kedaireka, Tjan Basaruddin menyampaikan bahwa program Matching Fund dibuat tidak hanya untuk menghilirisasi inovasi yang sudah dilakukan oleh insan perguruan tinggi, tetapi juga untuk menghuluisasi masalah yang ditemukan di dunia nyata untuk diteliti dan ditemukan jawabannya.

“Problem-problem riil di dunia nyata, dunia industri, bisnis maupun pemerintah, akan dibawa ke substansi akademiknya untuk dijadikan suatu scientific knowledge. Maka dari itu, kementerian menyediakan pendanaan sebagai padanan atas pendanaan yang sudah diberikan oleh pihak bisnis, industri, maupun pemerintahan untuk memecahkan problem-problem tersebut,” ucap Tjan pada Diskusi Hasil Inovasi Terbaik Pendanaan Matching Fund, Pameran Hakteknas 2023 yang digelar 11-13 Agustus 2023 di Plaza Tenggara GBK Jakarta,

Program Matching Fund-Kedaireka hadir untuk mendukung transformasi ekonomi Indonesia yang berbasis pada inovasi. Pendanaan yang diberikan pada program ini menyasar lima bidang fokus riset yaitu ekonomi hijau, ekonomi biru, ekonomi digital, penguatan pariwisata, dan kemandirian kesehatan.

Hal tersebut di atas dulas pada https://dikti.kemdikbud.go.id/kabar-dikti/kabar/matching-fund-kedaireka-akselerasi-riset-dan-inovasi-perguruan-tinggi pada 13 Agustus 2023.

Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Polewali Mandar tahun ini juga telah sukses melakukan kerjasama dengan pergruan tinggi di Sulawesi Barat seperti Unasman dalam menjalankan Matcing Fund program Kedai Reka Matching Fund (MF) 2023 melalui program Rumah Kreatif Papandangan.

Unruk tahun 2024 Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Polewali Mandar (Dinas POP) Kembali mengkaji program kerjasama antara Pemerintah dan Perguruan Tinggi untuk tahun 2024, untuk diusulkan pada program tersebut di atas, Jumat 13 Oktober 2023.

Plt. Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata DR Aco Musaddad HM, memimpin diskusi bersama Kepala Desa Pasiang, Kecamatan Matakali Bapak H. Aman yang menghadirkan Direktur Bumdesnya, dari Perguruan Tinggi Universitas Asy’ariah Mandar Bapak KhairUddin, Ibu Musdalifah, juga turut hadir Kepala Bidang Pemuda Zabir bersama Kepala Bidang Usaha Wisata Dinas POP ibu Iin.

“Untuk mewujudkan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) melalui program Kedai Reka, maka kami mencoba mengusulkan kepada pihak Perguruan Tinggi (PT) dan desa untuk kita diskusikan bersama yaitu Program Inovasi WARKOP DESA,” sebut DR. Aco Musaddad HM.

WARKOP DESA merupakan akronim dari Warung Komunitas Pemuda Desa, ini sinergi dengan program Bidang Pemuda yaitu Wirausaha Pemuda.

Menurut Aco Musaddad bahwa permasalahan yang sedang dihadapi sekarang adalah Sumber Daya Alam di desa yang belum sepenuhnya terkelola dengan baik. dan masih ditemukannya anak muda di desa belum mendapatkan lapangan pekerjaan. WARKOP DESA merupakan tawaran yang diusulkan ke pemerintah desa.

“Ini tentang, pertama pemberdayaan pemuda desa, kedua: Penguatan ekonomi desa yang terintegrasi.
Ketiga, perlindungan dan pemberdayaan pasar tradisional serta penataan pusat perbelanjaan dan toko modern berbasis desa dengan membangun kemitraan. Keempat, Warkop Desa dipantau oleh BUMDES,” jelas Aco Musaddad melalui rilis tertulisnya kepada mandarnesia.com.

Tujuan Warkop Desa adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi.

“Model dari Warkop Desa ini adalah hasil bumi, semuanya dikelola di desa melaui home industri yang sudah terlatih dan dipasarkan melalui Warkop Desa. Sehingga nantinya akan banyak produk desa yang keluar misalnya Beras Pasiang, Air Mineral Pasiang, Kripik Pisang dan lain-lain,” jelasnya lagi.

Tahapan WARKOP DESA dimulai dari, Regulasi, Musyawarah Desa, Pembuatan Perdes, kemudian master plan, penyusunan perencanaan, menyiapkan anggarannya, dan yang selanjutnya penyiapan SDM, Rekruitmen dan pelatihan. (WM)