Reporter : Busriadi Bustamin
MAMUJU,mandarnesia.com- Sejak terbentuknya Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) tahun 2004 silam, nampaknya sinergitas Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) belum sepenuhnya berjalan efektif.
Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Barat Muhammad Idris DP ketika menyampaikan materi Sinergitas Sulbar Untuk Pembangunan Berkelanjutan, dalam acara Silaturahmi Nasional (Silatnas) 2020 Kerukunan Keluarga Mandar Sulawesi Barat (KKMSB) via virtual mengatakan, bahwa dirinya menerjemahkan sinergi di Sulbar dengan team building yang produktif.
“Bagaimana membuat team building yang produktif paling tidak minimum. Paling tidak di sini sipamandar menurut saya. Kadang saya melihat kita saling melemahkan. Ada anggota dewan melakukan kritik tiba-tiba kelompok LSM tertentu mengiritik anggota dewan itu. Padahal proporsi anggota dewan itu adalah mendampingi eksekutif pada bagian tertentu. Ini juga harus dihidupkan. Jadi kesalingpercayaan dan saling menghormati,” kata Idris, Sabtu (20/2020).
“Tapi bukan berarti harus menutupi kelemahan itu. Misalnya termasuk mohon maaf disinggung juga oleh pak Anwar hubungan antara gubernur dan pak bupati. Mumpung di sini kita ada pak bupati. Kadang ada keputusan bupati atau pemangku kepentingan di kabupaten tidak ada komunikasi. Bagaimana kita mau bersinergi kalau kita tidak tahu apa yang hendak dilakukan dan apa yang anda laporkan,” sambung Idris.
Padahal menurutnya, eksitensi dari provinsi adalah coordinated dan Itu yang tidak jalan di Sulbar.
“Jadi saling melemahkan antara entitas pemangku kepentingan ini juga menjadi bagian dari musuh kita di Sulbar ke depan. Saya biacara apa adanya karena saya tahu bagaimana entitas komunikasi antara gubernur dan bupati,” katanya.
Di kesempatan itu, Idris juga menyampaikan pertumbuhan ekonomi di Sulbar pada tahun 2019 5,66 persen dan itu menurun. Provinsi pernah mencatat 11 persen pertumbuhan ekonomi saat Anwar Adnan Saleh menjabat gubernur. Namun, kata dia, dengan elemen-elemen yang berbeda.
“Ini pekerjaan yang mungkin tidak selesai tanpa sinergitas,” tutur Idris.
Kemudian tingkat kemisikinan masih tinggi 10,95 persen. Tingkat pengangguran 3,18 persen. IPM 65,73 persen. WTP 7, Indeks Reformasi B, Indeks SAKIP B, Stunting tertinggi ke2 Nasional, dan prestasi kelulusamn SMK terendah 1 Nasional.
Kegiatan Silatnas dengan tema Sinergitas Sulawesi Barat untuk Pembangunan Sustainble, dibuka langsung Gubernur Sulbar Ali Baal Masdar. Beberapa narasumber juga hadir, diantaranya Anwar Adnan Saleh Gubernur Sulbar Periode 2006-2016, Zulficar Mochtar Dirjen Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan RI.
Suhardi Duka Anggota DPR RI Dapil Sulbar, Iskandar Baharuddin Lopa Anggota DPD RI Perwakilan Sulbar, Prof. Basri Hasanuddin Guru Besar Unhas, Prof. Ahmad Sewang Guru Besar UIN Alauddin Makassar, serta bupati se- Sulbar.
Ketfot : Sekda Sulbar ketika melakukan via virtual Silatnas 2020/Busriadi Bustamin