PJAS Sebagai Program Krusial Bagi Generasi Penerus Sulbar

MAMUJU, mandarnesia.com — Sekretaris Provinsi Sulawesi Barat (Sekprov) Sulawesi Barat Muhammad Idris menyampaikan Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) merupakan program dari Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) yang dinilai sangat krusial bagi generasi muda penerus Sulbar, pasalnya PJAS memiliki peran srategis dalam pemenuhan kebutuhan gizi dan pemeliharaan ketahanan pelajar anak sekolah.

“Sekolah harus terlibat, cara berfikir kepala sekolah juga harus ada di dalam, begitupun dinas-dinas terkait harus terlibat di situ karena hal tersebut merupakan masalah yang krusial” kata Idris saat membuka secara resmi pertemuan lintas sektor PJAS, di d’Maleo Mamuju, Kamis (5/3/2019).

Kegiatan yang diselenggarakan BPOM Mamuju sebagai upaya untuk mewujudkan pangan jajanan yang aman dan bermutu bagi anak sekolah di Sulbar.

Foto: Sekprov Sulbar dan Kepala BPOM Sulbar.

 

 

Idris mengemukakan, program intervensi keamanan PJAS sebagai bagian dari Gerakan Masyarakat Sehat (GERMAS), di mana hal itu menjadi harapan bersama agar terus berlangsung dan terus digulirkan ke wilayah dan jangkauan yang lebih luas.

Melalui forum itu, Ia menjelaskan, jika hal tersebut tidak diperhatikan secara seksama oleh pemerintah terkait, maka memungkinkan kerentanan kesehatan dan gizi para generasi muda, yang dapat menyebabkan capaian kualitas SDM Sulbar dapat dipastikan akan sangat rendah.

“Sulbar sangat peduli terhadap PJAS sehat dan berkwalitas, demi Sumber Daya Manusia (SDM) kita yang lebih berdaya saing. Tantangan kita ke depan adalah daya saing dan kualitas SDM,” bebernya.

Untuk mensukseskan program tersebut, lanjut Idris, dibutuhkan keterlibatan dan peran dari Pemerintah Pusat maupun daerah, serta pihak swasta dan masyarakat.

“Keterlibatan dan Peran Pemerintah Pusat maupun daerah, serta pihak swasta sangat penting dalam menyukseskan program tersebut, demi terwujudnya keamanan pangan di seluruh lapisan masyarakat,” tandas Idris.

Foto: Di penghujung kegiatan, dilakukan pemberian plakat penghargaan BPOM ke Pemprov Sulbar yang diwakili Sekprov Sulbar.

Tidak hanya itu, kata Idris, peran masyarakat sebagai konsumen perlu juga terus ditingkatkan, melalui peningkatan kesadaran dan keamanan pangan, sehingga dapat menjadi konsumen yang cerdas.

Kepala BPOM Mamuju, Netty Nurmulyawati menyampaikan, program PJAS diharapkan mampu menjadi faktor pendorong positif, agar generasi penerus bangsa di Provinsi Sulbar dapat terhindar dari jajanan berbahaya dan tidak bergizi, yang dapat membahayakan dan mempengaruhi tumbuh kembang anak.

“Pelaksanaan program intervensi sekolah, mengenai jajanan anak sekolah akan disinergikan dengan instansi terkait, dan hari ini kami masuk dalam tahap persamaan persepsi terlebih dahulu,” tutur Netty.

Netty mengungkapkan, sebanyak 284 sekolah yang ada di empat Kabupaten yaitu, Mamuju, Polewali Mandar, Majene dan Pasangkayu, menjadi target lokus intervensi keamanan BPOM melalui PJAS 2019 di Provinsi Sulbar.

“Ini bertujuan sosialisasikan PJAS dalam melakukan koordinasi PJAS di berbagai wilayah Sulbar, sekaligus mengkordinasikan ke berbagai OPD terkait dalam mewujudkan program teringtergrasi,” Netty menjelaskan.

Ia menambahkan, adanya program PJAS dapat memberikan manfaat kesehatan bagi anak sekolah, sehingga menunjang konsentrasi belajar dan dapat meningkatkan prestasi belajar.

Di penghujung kegiatan, dilakukan pemberian plakat penghargaan BPOM ke Pemprov Sulbar yang diwakili Sekprov Sulbar.

Kegiatan tersebut turut dihadiri Perwakilan BPOM RI, Kasubdit pemberdayaan dan pelaku usaha RI, Rini, para undangan dan media pers, (ADV).

Reporter: Sudirman Syarif