Menelusuri Jejak Kampung Galetto
Setelah dari Buttu Laiyya, Dirman langsung mengarahkan rombongan menuju ke salah satu tempat dimana pada tahun 1990an pernah menjadi pusat penggalian barang antik. Menurut Dirman, dari lubang penggalian itu terdapat keramik yang masih utuh dan berhasil diboyong oleh penggali.
Tempat ini sesungguhnya tidak masuk dalam agenda, sebab yang kami akan sasar adalah kampung tua Galetto yang dibuktikan dengan adanya kompleks pemakaman Galetto sekitar 200an meter dari bibir pantai teluk Mandar. Bukti lain adalah keberadaan Pelabuhan Galetto yang dikenal sebagai pelabuhan kuno sebagaimana pelabuhan Kurri-Kurri di Mamuju. Pusat penggalian barang antik di Tammangalle ini ikut diintai sebab wilayah ini termasuk bagian dari wilayah perkampungan Galetto.
Nurdin Hamma (2017) pernah penulis tanya tentang penamaan pelabuhan Galetto. Ia mengatkan bahwa Galetto itu berasal dari bahasa Cina yaitu gale. Gale adalah salah satu jenis perahu tradisional Cina yang banyak berlabuh di Pelabuhan Galetto.
Adanya kompleks makam Galetto dan Pelabuhan Galetto menjadi indicator bahwa dahulu memang Tammangalle pernah menjadi pusat perdagangan dan pusat pemerintahan kerajaan. Di Galetto inilah penganjur Islam pertama kali masuk namun tak ditanggapi oleh warga yang tinggalnya di sekitar Galetto.
Penolakan terhadap penganjur Islam inilah yang menjadi toponimi penamaan kampung Tammangalle yang berasal dari kata Tea Mangalle (Makassar) yang artinya tidak mau mengambil atau bermakna tak ingin menerima keyakinan baru sebab tak ingin mendurhakai kepercayaan nenek moyangnya. Itulah makanya, penganjur Islam pertama ini langsung menuju ke pegunungan Pallis dan Lambanan.
Adanya makam Galetto dan Pelabuhan Galetto jelas menjadi bukti otentik bahwa disekitaran inilah perkampungan tua di Tammangalle.