- I Mana Pahodo Daeng Tumana’ (model kepemimpinan bawa tau);
- Daeng Palulung Topapo (model kepemimpinan Tomemmara-Mara’dia);
- Puatta Di Sa’Adzawang (model kepemimpinan Tomemmara-Mara’dia);
- Daeng Maritu (model kepemimpinan Tomemmara-Mara’dia menuju Mara’dia);
- Puatta I Podang (Bukan mara’dia tapi koordinator lembaga adat atau Pa’bicara Kaiyyang. Pemerintahan di Sendana dijalankan oleh Puatta I Podang, karena Daeng Maritu pergi merantau entah kemana dan tidak pernah lagi kembali ke Sendana).
- Tomessawe Dimangiwang yang diperkirakan naik tahta pada tahun 1540. Ia dalah putra dari Batara Manurung ri Gowa dari hasil perkawinannya dengan putri raja Baras, Tomessawe di Mangiwang kawin sama putri bangsawan Sendana, I Dattiawang)
- Tomatindo di Sirua;
- Tomatindo di Sappelatte;
- I Bannnai;
- Puatta I Ku’bur; (1580)
- Puatta di Taro’da;
- Puatta di Battayang;
- Puatta di Naung Luyo;
- Tomatindo di Buttu Pa’ja;
- Tomatindo Dipuasanna;
- Totilua Tera’
- I Tanjong Puatta di Tappalang;
- I Laso Pitu, Tobarani;
- Toniallung di Sendana (Pallawa Gau’);
- Daeng Manyingi Tomaling, anak dari I Mannawari, mara’dia Balanipa Ke-18;
- Pakkatitting;
- I Langge Tomatindo di Bembaga (Anak dari Tanrawali, Tomatindo di Lanrisang, Mara’dia Balanipa ke-23 dari perkawinannya dengan Widangan Dg. Niugi)
- Paccalo-Calo’, anak dari I Langge Tomatindo di Bembaga;
- Tomatindo di Balitung tahun 1730 (Ia dikenal banyak melakukan hubungan dagang dengan beberapa kerajaan di Bangka Belitung, beliaulah yang banyak mendatangkan bibit jati dari Belitung untuk selanjutnya ditanam di wilayah kerajaan Sendana. Menurut Prof. Dr. Zainal Abidin Farid, Tomatindo di Balitung dikenal dengan gelar Si Jago dari Selat Malaka-pen)
- Tomatindo di Ulu Tinggas;
- Galusu Mara’dia Matoa Sendana (Kawin dengan Puanna Kapar melahirkan anaknya bernama I Kapar, kelak mengggantikan ayahandanya menjadi Mara’dia Matoa Sendana)
- Tomattole’ Ganranna;
- Tomessu’ di Salassa’na;
- I Jalangkar, Tomessu’ di Bembaga Mara’dia Sendana sekaligus sebagai mara’dia pambuang;
- Isamani Ammana Payung;
- Tandiwali;
- I Merrete, anak dari I Jalangkar, Tomessu di Bembaga;
- Andra Nata (Tomattonra);
- Bawanong Tomamea Sadanna;
- I Boroa Tokape (1865) di Balanipa diangkat jadi Mara’dia (1873);
- Guliga (Pattundung);
- Rukkalumu’ bergelar Tonitatta’ (keterangan dari Catatan Belanda menyebutkan bahwa “de hiervoren genome de maradia i RoekkaLoemoe werd in den nacht van den 14 den Juli 1907 in kampong Palipi vetr moord, waarna door den hadat van tjenranatotopvolger in het bestuur over datlandsc hapwerd verkozeneen bloedvervant van denver moorden maradia, n.l. Pagiling, maradia van somba, een der vazallen van tjenrana. (btdt : 1909 : 676)”. Artinya : Mara’dia i Rukkalumu mati terbunuh pada malam tanggal 14 Juli 1907 di kampung Palipi, sehingga oleh hadat Sendana dipilih sebagai penggantinya salah seorang keluarga dari raja yang terbunuh, yaitu Pa’giling Mara’dia Somba (pa’bicara kaiyang di Somba), salah satu wilayah bawahan dari kerajaan Sendana);
- Mappagiling; (1907)
- Andi Pawelai (1930);
- Andi Tanriwali Ammana I Kulla;
- Andi Nyongki (1994) tidak lagi memimpin masyarakat, karena Sendana terintegrasi kedalam NKRI).
(BERSAMBUNG)