Pada saat proses pelantikan dilangsungkan mendadak dari laut sang adik muncul dengan menunggangi seekor ikan hiu. Hal ini yang kemudian membuat ia diberi gelar Tomissawe di Mangiwang (penunggang ikan hiu).
Karena yang ditunggu telah datang, maka Tomissawe di Mangiwang seketika itu juga dilantik menjadi raja di kerajaan Punjananti. Usai dilantik ia mempermaklumkan kepada segenap sesepuh dan warga kerajaan Punjananti ihwal hajat warga Punjananti yang telah terpenuhi untuk melantik dirinya sebagai raja.
Maka pada hari itu juga kekuasaan kerajaan Punjananti kemudian diserahkan kepada kakaknya, Batara Bana untuk menjadi raja di Punjananti. Sedang Tomissawe di Mangiwang kembali ke Baras. Beberapa tahun kemudian, ia mempersunting putri bangsawan Sendana bernama I Dattiang.
Secara kebetulan di Sendana juga tengah mengalami krisis kepemimpinan sepeninggal Daeng Maritu’ penguasa Sendana yang meninggalkan Sendana. Setelah melalui proses yang panjang, akhirnya sesepuh hadat Sendana mengangkat dan melantik Tomissawe di Mangiwang untuk menjadi Mara’dia Sendana.
Itulah salah satu sebab sehingga hubungan diplomatik antara kerajaan Sendana, Mamuju dan kerajaan Punjananti atau Banawa di Kaili tetap terpelihara hingga Pemerintah Hindia Belanda menanamkan kekuasaannya di Celebes.
Yang menarik, catatan sejarah juga menyebutkan Kerajaan Sendana mengalami kemajuan dan perkembangan pesat tatkala tongkat kepemimpinan berada ditangan mara’dia (raja) Sendana Puatta I Ku’bur.
Hal itu dibuktikan, di masa pemerintahan Puatta I Ku’bur-lah pertama kali digagas dan disepakati pembentukan Negara konfederasi Mandar yang kelak disebut sebagai Pitu Ba’bana Binanga (tujuh kerajaan di pesisir). Dimana gagasan awal pembentukan Konfederasi Mandar atas lobi politik I Billa Billami Tomepayung Mara’dia (raja) Balanipa ke-2 kepada Mara’dia Sendana, Puatta I Ku’bur.
Sekedar catatan, awalnya hanya ada enam persekutuan pada Assitalliang Tammajarra (perjanjian ikrar Tammajarra) Pertama minus Binuang. Nanti setelah Kerajaan Balanipa yang dipimpin langsung raja Balanipa, Tomepayung membantu berperang Kerajaan Gowa yang tadinya terdesak dan nyaris kalah kemudian meraih kemenangan yang menggembirakan.
Sebagai imbalan atas kemenangan melawan Kerajaan Bone itulah, Kerajaan Binuang yang sebelumnya adalah wilayah palili (taklukan) Kerajaan Gowa yang dibeli dari Kerajaan Batulappa diserahkan kepada Kerajaan Balanipa. Peperangan ini diperkirakan terjadi pada tahun 1607 (Darmansyah, 2018).
Raja-Raja Sendana
Berikut kami lampirkan daftar nama Mara’dia Sendana yang terdapat dalam buku Pidato Hari Jadi Majene, yaitu: