Sampai saat ini di Malunda khususnya, belum ada plan atau papan nama yang menunjukan bahwa di sana atau arah ini titik kumpul ketika terjadi bencana seperti gempa bumi. Sungguh ini menjadi satu kelalaian pemerintah dalam hal penanganan bencana.
Lebih parah lagi ketika saat-saat penanganan gempa Sulawesi Barat awal Januari lalu, sempat viral tentang pernyataan BPBD Sulbar yang katanya tidak memiliki data, sontak banyak aktivis dan relawan yang geram dengan penyataan itu.
“Lalu dia bikin apa selama penanganan ini,” ini salah satu kalimat yang banyak dilontarkan olah teman-teman relawan khususnya di Malunda saat itu.
Lalu hari ini, Rabu, 8 Juni 2022 guncangan cukup lama terjadi lagi, persis kejadian 14 Januari 2022 saat terjadi linor pertama yang kemudian disusul linor 6,2 yang membuat kehancuran bangunan di Mamuju dan Malunda serta korban meninggal dan luka-luka.
Sampai kapan pemerintah akan menghindari ketika ada upaya pihak eksternal untuk “bangun” dari tidur panjangnya. Bagaimana seharusnya mitigasi bencana ini menjadi titik fokus perhatian pemerintah kita di tanah yang katanya Malaqbiq ini.
Tabik, 8 Juni 2022
Redaksi