Kepemimpinan Baharuddin Djafar Tertinggal di Hati Habsi Wahid

Oleh: Sudirman Syarif

JEJAKNYA memimpin Polda Sulbar seperti membekas begitu dalam di hati Bupati Mamuju Habsi Wahid. Dirinya tak mampu menyembunyikan perasaan. Kesedihannya menggumam saat menyampaikan kata selamat bertugas di Polda Maluku.

“Saya banyak merenungi, kepemimpinan yang dibutuhkan masyarakat adalah yang memiliki kesederhanaan, bermasyarakat, taat beragama, dan itu telah ditunjukkan oleh beliau,” katanya saat sambutan, meresmikan Pondok Tahfiz Alquran di Anjoro Pitu, Kelurahan Karema, Kecamatan Mamuju, Sulawesi Barat, Selasa (18/2/2020).

Baca:https://mandarnesia.com/2020/02/dirindukan-dia-pergi-untuk-kembali/

Air matanya terus saja menetes dari sudut kacamata yang sering dibawanya bepergian menjalankan tugasnya sebagai bupati. Kalimat-kalimat sambutan yang bisanya dengan gamblang diucapkan, menghalang diperasaan hari ini.

Seorang protokoler kemudian membawakan tissu yang diraihnya untuk menghapus cucuran air matan di atas podium. Sosok Habsi Wahid dikenal figur yang jarang meneteskan air mata di depan publik.

“Kapolda Sulbar ke Maluku bukan menjadi penghalang untuk tetap membangun silaturahmi, kami akan selalu menantikan kehadiran bapak kembali dan Pondok Tahfiz ini, nanti akan menjadi tempat yang selalu terbuka untuk bapak,” ungkapnya.

Habsi bukanlah satu-satunya yang hadir memperlihatkan kesedihan siang itu, beberapa ibu-ibu ikut larut dalam suasana haru di Puncak Manakarra.

Tangis Habsi berbalas saat Irjen Pol Baharuddin Djafar menyampaikan sambutan. “Terima kasih kepada Bupati Mamuju atas apa yang dilakukan bersamanya selama ini. Walaupun kita berjauhan, tapi hati saya tetap di sini,” tepuk tangan menjeda ungkapan hati Baharuddin.

Tangis Baharuddin semakin menjadi. “Pesan ibu, kalau jadi polisi, jadilah polisi yang baik. Karena kalau tetangga kita cerita tentang polisi, pasti cerita bagaimana keburukan polisi,” kalimat itu ia tirukan mengingat pesan ibunya.

Makan siang setelah penggutingan pita peresmian Pondok menutup acara itu. Embun yang muncul dari sekat tangkai pohon di sekitar Anjoto Pitu mengantar kepergian Baharuddin menuju Bandara Tampa Padang Mamuju.

Menuju mobil, beberapa undangan termasuk wartawan ia hampiri bersalaman lalu berswa foto dengannya. Bisikan seorang ajudan memaksanya untuk segera naik ke mobil di antara beberapa undangan yang masih ingin mengabadikan moment itu dengannya.

Dia harus segera berangkat, tak banyak lagi waktu untuknya memenuhi keinginan masyarakat Sulbar, waktu sebelum keberangkatan pesawat hanya menysahkan waktu perjalanan menuju bandara.

Wakil Bupati Mamuju Irwan SP Pababari dan Sekda Mamuju H. Suaib juga hadir dalam peresmian tersebut.