Aset-aset bersejarah milik BUMN ada yang sudah dimanfaatkan dengan baik, seperti Pos Bloc di Pasar Baru untuk UMKM, produk lokal, seni dan budaya. Area cagar budaya itu dulunya Gedung Filateli Pos yang kini menjadi Pos Bloc.
Erick mengatakan, semua pihak harus pastikan aset – aset BUMN bermanfaat. Gunakan untuk public space yang disukai anak muda agar lebih kreatif. Karena 55% penduduk Indonesia adalah berusia muda.
“Mohon dukungan agar ini menjadi tempat untuk kolaborasi, masyarakat kreatif. Kita jaga bersama – sama. Karena sayang asetnya bagus,” ujar Erick. Dia menambahkan, revitalisasi ini dilakukan agar bisa ditingkatkan asetnya menjadi sesuatu yang lebih baik, baik layanannya maupun sebagai bisnis.
Dalam laman situs web Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga serta Pariwisata Kota Surabaya Kota Surabaya disebutkan Gedung Kantor Pos Kebonrojo adalah Cagar Budaya dan dibangun pada 1926, oleh arsitek GPJM Bolsius dari Departemen Burgerlijke Openbare Werken (BOV) Batavia. Sebelum menjadi kantor pos, gedung ini digunakan sebagai Kantor Kabupaten Surabaya sekitar tahun 1800 – 1881. Itu sebabnya Jalan Kebonrojo dulu dikenal dengan nama Regenstraat.
Setelah itu, gedung ini beralih fungsi lagi menjadi gedung HBS (Hogere Burgerschool) atau sekolah tingkat menengah (SMP dan SMA) hingga tahun 1923. Dan yang menjadikannya bernilai sejarah tinggi adalah karena salah satu lulusannya tidak lain Soekarno (1915-1920), Proklamator Kemerdekaan RI.
Selain Soekarno, beberapa tokoh lain yang juga bersekolah di sana adalah Hubertus Jan van Mook (1906-1913), Gubernur Jenderal Hindia Belanda dan Pimpinan Tinggi NICA. Soekarno dan van Mook, keduanya sekolah di HBS ini, sebuah sekolah untuk anak-anak bangsa Eropa, putra bangsawan pribumi atau putra para tokoh pribumi terkemuka, dengan pengantar dalam Bahasa Belanda.
Gedung ini juga sempat dipakai selama tiga tahun sebagai gedung Kepala Komisaris Surabaya (Hoofdcommissariaat van Politie) sebelum akhirnya digunakan sebagai kantor pos hingga sekarang. Gedung ini pernah dikuasai Jepang pada pasa pendudukan Jepang, tapi berhasil direbut kembali oleh para pegawai pos pribumi sekitar Oktober 1945.(Rls)