Mengungkap Pusat Peradaban Balanipa – Sendana – Penguatan Identitas, Kebhinnekaan dan Kemaritiman Mandar
Reportase Muhammad Munir
Hujan masih rintik, udara dingin menusuk ikut menemani kami meninggalkan Makam Todilaling di Puncak Lapuang. Kami harus menuntaskan satu target lokasi yang akan kami kunjungi. Perkampungan tua Perkampungan Tua Saleko. Menurut Adam (35 Tahun), Penjaga Makam Todilaling, ia mengatakan di Saleko terdapat juga pemakaman tua yang juga banyak dikunjungi oleh peziarah.
Rombongan langsung menuju ke lokasi Napo Saleko. Adam didapuk sebagai penunjuk jalan agar bisa sampai ke tempat yang dituju dengan tepat. Arah menuju ke Saleko harus belok di jalan samping masjid, tepatnya di jalan yang terhubung ke Pande Bulawang Kelurahan Balanipa. Setelah 1 km lebih, rombongan harus berhenti dan turun dari mobil.
Untuk sampai ke lokasi makam, kami berjalan kaki sekitar 200 meter dari jalan. Jalan kea rah Saleko masih menanjak meski agak landai disbanding ke Makam Todilaling.
Sepanjang perjalanan menuju Saleko, Pak Budi dan tim terus mengintip permukaan tanah untuk mencari serpihan keramik maupun tembikar untuk mengidentifikasi apakah Saleko ini merupakan perkampungan tua atau tidak. Sekitar 10 menit, kami tiba di Kompleks Pemakaman Saleko.
Hujan kian membasahi. Kami basah tapi tidak kuyup Singkapan keramik dan temuan lain memberikan informasi awal bahwa kawasan ini memang pernah menjadi perkampungan kuno pada masa sebelum Islam.
Saleko dalam tinjauan manuskrip di Mandar adalah sebuah wilayah yang didaulat mengisi struktur adat Banua Kayyang Napo. Banua Kayyang Napo dikepalai oleh Pappuangang Napo Saleko dengan wakil bergelar Pappuangang Napo Buyung dibantu oleh: Pa’ambi’, Tomawuweng, Pa’ambi’ Ana’ Pattola, Tomawuweng; Aruang dan Annangguru kayyang (Imam).
Napo memiliki 3 Ana’ banua yaitu (1)Renggeang yang di kepalai oleh Pappuangang dibantu Tumawuweng; (2) Balanipa dikepalai Pappuangang dibantu Tomawuweng; dan (3) Lemosusu yang dikepalai Pappuangang dibantu Tomawuweng.
Pada saat Kerajaan Balanipa dibentuk, Napo adalah pusat wilayah pemerintahan kerajaan dan menjadi tempat pelantikan Raja Balanipa pertama yakni Todilaling. Penobatan I Manyambungi Todilaling sebagai raja Balanipa langsung disetujui oleh Appe’ Banua Kayyang yang terdiri dari Napo, Samasundu, Mosso dan Todang-Todang.
Banua Kayyang Samasundu adalah wilayah adat yang dikepalai oleh Pappuangang Samasundu, Pangale dengan wakilnya Pappuangang Samasundu, Camba dibantu Tomawuweng, Punggawa dan Annagguru Kayyang (Imam). Ana’ Banua-nya: Lemba-lembang (Mara’dia dengan Tomawuweng); Salarri’ dikepalai oleh Mara’dia Sallari’; Jemarang (Pappuangang+Tomawuweng+Mara’dia Jemarang).