Laporan: Agung Hidayat Mansur
Jawawut (milet) atau tarreang dalam bahasa Mandar adalah tanaman pangan spesifik lokasi lahan kering atau sawah tadah hujan. Area penanaman yang sudah membudaya di Kabupaten Polewali Mandar berada di Desa Bala, Desa Galung Lego, Desa
Pambusuang Kecamatan Balanipa.
Tanaman Jawawut salah satu komoditi unggulan Daerah Kabupaten Polewali Mandar Propinsi Sulawesi Barat yang mulai
dikembangkan oleh sebagian masyarakat yang ada di Kecamatan Balanipa.
Proses budidaya tarreang sangatlah mudah, namun ada beberapa tahapan dalam melakukan budidaya tanaman ini. Pertama,
proses masembur, artinya menyebarkan bibit tarreang ke lahan tanam. Lalu selama 50 hari bibit akan mulai tumbuh. Kedua, proses maqdongi, aktivitas menjaga tanaman dari burung (dongi), karena bila tidak dijaga dari burung maka tanaman akan rusak. Proses selanjutnya, penyemprotan dengan obat tumbuhan menggunakan mesin semprot (sprayer) untuk mejaga tanaman dari serangan hama, proses ini dilakukan dua kali.
Keempat, proses maqdokkang. Panen tarreang dilakukan saat tanaman berumur tiga bulan, dan tingginya sekitar 50 cm. Proses
maqdokkan tarreang menggunakan alat khusus, yakni raqapan, sejenis alat pemotong yang diselipkan di jari tangan untuk memotong batang tarreang. Sama halnya dengan padi yang hanya bisa dipanen sekali saja.
Di Bala, tarreang di tanam di Buttu Boccorang berjarak, ± 500 meter dari rumah warga. Setelah dipanen tarreang akan diolah lagi
melalui beberapa proses. Yaitu, dilesa artinya diinjak untuk memisahkan biji tarreang dengan batangnya. Lalu diriqdiq, atau
ditumbuk untuk memisahkan kulit dengan biji tarreang, proses ini bisa memakan waktu dua jam untuk memastikan kulitnya benar-
benar lepas dari biji tarreang. Tarreang pun siap untuk dijual, atau dibuat menjadi uleq-uleq (bubur) tarreang. Di Pasar Pambusuang
anda dapat memperolehnya dengan harga Rp 20ribu per liter.
[perfectpullquote align=”full” cite=”” link=”” color=”” class=”” size=””] “Kita masak tarreang dengan air, setelah mendidih kita campur dengan gula merah lalu diaduk sampai uleq- uleq siap dihidang,”
tutur Sia, petani tarreang yang umur 52 tahun ini. [/perfectpullquote]
Uleq-uleq tarreang memiliki rasa yang manis dan sangat pas, jika disajikan dengan ubi goreng atau pisang goreng. Apalagi bila
dinikmati bersama dengan keluarga dan kerabat.
Selain uleq-uleq tarreang masyarakat juga mencoba menghasilkan olahan makanan lain dari tanaman jawawut. Sebut saja dodol
jawawut, buras jawawut, sokkol jawawut, Onde-Onde, dan Putu Jawamut. (*)