Oleh: Dr. Muhammad Massyat, Dekan Sospol Unasman Sulbar
KONDISI politik saat ini di Sulawesi Barat, terutama terkait dengan Pemilihan Gubernur 2024 yang tidak dilaksanakan secara serentak dengan Pemilihan Legislatif 2024, menunjukkan dinamika politik yang unik dan menantang.
Ini menciptakan ruang bagi individu yang tidak lolos dalam pencalonan legislatif untuk mencari legitimasi, dan dukungan dalam arena pemilihan gubernur. Usaha ini berdasarkan hitungan suara yang mereka anggap representatif dari keinginan konstituen mereka.
Dari perspektif komunikasi politik, fenomena ini menarik karena menunjukkan bagaimana calon dapat memanfaatkan narasi dan identitas politik untuk menggalang dukungan, meskipun dalam konteks yang berbeda.
Lebih jauh, isu kecurangan atau penggelembungan suara yang banyak diperlihatkan hampir di setiap media online, kebenarannya pun masih dipertanyakan (?) Hal itu telah menambah kompleksitas pada dinamika pemilihan kali ini.
Hasil dari perhitungan cepat pun yang seharusnya memberikan gambaran awal yang akurat tentang hasil pemilihan, malah menciptakan opini publik yang mungkin tidak sepenuhnya mencerminkan kehendak pemilih.
Ini sekaligus menimbulkan pertanyaan penting mengenai keandalan dan integritas proses pemilu, yang merupakan inti dari studi komunikasi politik.
Dalam konteks ini, peran media dan komunikasi massa menjadi sangat penting. Sebagai seorang dosen komunikasi politik, saya melihat kebutuhan mendesak untuk media berperan secara etis dan bertanggung jawab, tidak hanya dalam melaporkan hasil, tetapi juga dalam menganalisis dan memberikan konteks untuk informasi yang disampaikan.
Media harus berusaha untuk memperkuat demokrasi dengan menyediakan informasi yang akurat dan terverifikasi. Agar memungkinkan warga untuk membuat keputusan yang tepat berdasarkan fakta, bukan persepsi.
Kesimpulannya, dinamika pemilihan gubernur di Sulawesi Barat ke depan akan menawarkan pelajaran penting tentang pentingnya transparansi, integritas, dan partisipasi aktif warga dalam proses demokrasi.
Saya ingin menekankan perlunya pendekatan yang lebih inklusif dan etis dalam politik dan komunikasi politik. Untuk memastikan bahwa setiap suara didengar dan setiap suara dihitung dengan adil.” (*)