MANDARNESIA.COM, Polewali — Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memiliki buku digital yang dapat diakses secara online. Buku tersebut memuat Indeks Risiko Bencana (IRB) seluruh daerah di Indonesia.
BNPB menyebut Sulawesi Barat memiliki topografi yang bervariasi, dari datar, berbukit hingga bergunung. Wilayah dengan kondisi topopgrafi yang datar dapat dijumpai sebagian di Polewali Mandar dan Mamuju Utara (Pasangkayu) sedangkan Mamuju, Majene dan Mamasa adalah berbukit sampai bergunung.
Sulawesi Barat juga merupakan daerah pegunungan sehingga memiliki banyak aliran sungai yang cukup besar dan berpotensi untuk dikembangkan. Berdasarkan data dari DIBI BNPB dan BPBD wilayah Provinsi Sulawesi Barat telah mengalami 145 kejadian bencana dalam 20 tahun terakhir.
Jenis bencana dengan jumlah kejadian terbanyak dan dengan dampak terbesar adalah banjir, baik dampaknya terhadap keselamatan jiwa manusia, kerusakan bangunan permukiman dan kerusakan lahan.
Berdasarkan Indeks Risiko Bencana Indonesia (IRBI) 2022, Sulawesi Barat memiliki indeks risiko 165,23. Menurut BNPB nilai ini termasuk dalam kategori tinggi.
Dalam tabel ditampilkan dalam buku tersebut bahwa Kabupaten Majene menempati posisi pertama yang memiliki tingkat risiko bencana tertinggi. Sejak 2015 nilai risikonya berada di angka 221,20 dan tidak pernah berkurang dari angka 200 lebih, namun pada tahun 2022 nilai risikonya menurun menjadi 208,30, tapi masih tergolong tinggi.
Disusul kemudian Pasangkayu yang memiliki nilai risiko bencana pada tahun 2015 sebanyak 176.80 dan pada tahun 2022 tetap pada angka yang sama dan juga tergolong ITB tinggi. Peringkat ketiga disematkan kepada Kabupaten Mamuju Tengah dengan nilai IRB pada tahun 2015 senilai 200,40 dan pada tahun 2022 mendapat angka 161,71 juga tergolong masih berisiko tinggi.
Kemudian Kabupaten Mamuju pada tahun 2015 mendapat nilai IRB 200,4 dan pada tahun 2022 senilai 161,7 sama dengan Mamuju Tengah. Posisi keempat diberikan kepada Kabupaten Mamasa dengan nilai IRB pada tahun 2015 senilai 154,00 dan pada tahun 2022 mengalami penurunan sebanyak 147,02.
Sementara kabupaten dengan nilai risiko bencana sedang ada pada Kabupaten Polewali Mandar dengan nilai 135,81 pada tahun 2022, meskipun pada tahun 2015 sempat menyentuh angka IRB 202,00. Lebih detail bisa dilihat pada tabel dibawah ini.
Sebagai catatan menurut BNPB ini bahwa nilai indeks risiko yang tidak mengalami perubahan disebabkan kecenderungan nilai kapasitas yang konstan. (wm/*)