MANDARNESIA.COM, Mamuju –Seri kedua “Insight Mandarnesia” bertajuk kelas fiksi menghadirkan Adi Arwan Alimin selaku pemantik sharing. Kegiatan ini berlangsung di salah satu aula pertemuan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Mamuju, Kamis (27/2/2025).
Cerita pendek disingkat cerpen menjadi topik diskusi utama. Acara yang dihadiri oleh 10 peserta ini saling berbagi pengalaman menulis. Ada yang sudah beberapa kali mengirim tulisan ke media, bahkan ada juga yang meminta saran untuk menyelesaikan satu karyanya sebagai penulis pemula.
Adi menyampaikan pentingnya membuat asosiasi antara kejadian nyata yang dialami dengan bahasa fiksi yang digunakan. “Kemampuan membuat asosiasi, metafora dan hiperbola diantaranya guna menghidupkan cerita yang ditulis. Jadi optimasi kemampuan indrawi,” ungkapnya.
Peserta yang hadir perwakilan individu, juga dari komunitas. Seperti yang mewakili Taman Baca Raudah Nabawi menyampaikan itikad baiknya belajar menulis cerita, sebelum diajarkan kembali kepada anak didik yang belajar di tempatnya. Syafri Arifuddin juga berbagi pengalaman sekaligus tantangan menyelesaikan banyak konflik yang muncul ketika menulis cerita pendek.
Kurnia Harun, salah seorang perwakilan dari Forum Lingkar Pena Mamuju turut memperlihatkan embrio cerita pendeknya yang berkisah dari pengalaman bersama almarhum bapaknya sebagai pelaut di masa silam. Sesi ditutup ulasan cerpen karya Sakina AP.
“Cerpen yang baik bisa dilihat dari ‘hook’ yang berada di awal, dan kejutan atau twist yang lahir komplikasi gagasan,” sambung Adi Arwan yang juga Direktur Insight Mandarnesia.
“Membuat peta pikir dan outline sangat penting sebagai arah penentu selesainya sebuah tulisan,” tutup mantan redaktur senior Radar Sulbar ini.
Kelas gratis yang terbuka untuk umum ini diharapkan bisa menetaskan banyak penulis muda kota Mamuju. Sharing pengetahuan ini memberi energi baru bagi peserta. (sap/***)