Oleh : Wahyudi Muslimin
Sekitar pukul 01.16 menit saya membaca postingan saudara Farhan salah satu alumni di PPM Al-Ikhlash Lampoko, beliau menukilkan kabar duka. Bapak Rusman Haeba, salah satu guru, pembina dan juga sebagai seorang motivator. Beliau dipanggil menghadap ke haribaan Ilahi Rabbi Kamis 09 Februari 2017 pukul 00:30 di Rumah Sakit PCC Wahidin Makassar.
Jenazah disemayamkan di rumah duka di Sidodadi, Wonomulyo, Polewali Mandar, jalan poros Majene – Polewali.
Farhanuddin yang juga salah seorang alumni PPM Al-Ikhlash dan juga sebagai seorang dosen di Unsulbar melalui akun facebooknya menuliskan sepenggal kisah perjalanan Pak Rusman selama hidupnya berkiprah di bidang pendidikan.
Selepas menempuh pendidikan di IKIP Makassar, beliau menjadi guru di SMA negeri 1 Majene, akhir 1980’an.
Kecintaannya pada pendidikan, terlebih pada pengembangan SDM di tanah Mandar juga dibuktikan almarhum dengan ikut mengembangkan Pondok Pesantren Modern (PPM ) Al – Ikhlash Polmas .
Di tahun 1990-an juga, beliau rela bolak balik Makassar – Polmas untuk mendidik dan membina SMP / SMA pesantren Al – Ikhlash yang baru berdiri, yang masih kekurangan guru kala itu. Kendati saat itu, fisik terkuras bolak – balik Makassar namun beliau tetap semangat untuk mendidik, membina para santri.
Sebagai sekolah yang baru berdiri, kala itu pak Rusman sangat banyak terlibat dalam pengembangan, termasuk mengkader para santri di berbagai organiasi kesiswaan seperti Osis, Pramuka dan lainnya.
“Bapak H. Rusman Haeba. Salah seorang guru terbaik yang saya kenal, yang selalu bisa melihat potensi dalam diri seseorang, bahkan ketika tak ada yang melihatnya. Selalu melihat kebaikan bahkan dalam diri seorang preman sekalipun. Tidak pernah memandang remeh bahkan kepada santri yang paling tidak berprestasi sekalipun.
Selamat beristirahat ayahanda, teriring doa dari kami, semoga tenang di alam sana berlimpah rahmat Allah” ungkap Abdul Mubarak yang juga salah satu alumni di PPM Al-Ikhlash menukilkan di akun facebooknya Abed El Mubarak.
Esahdanu Thand atau bapak Safiuddin juga menuliskan di akun facebooknya “Selamat jalan duhai orang yg paling tegar dan sabar dlm setiap permasalahan bhkn sakit yg begitu parahpun tak pernah terdengar kegelisahannya. Untukmu Pak Rusman Haeba: Mantan Pendidik SMAN 1 Majene, Mantan Ka. SMA PPM Al-Ikhlash, Pengurus Yasper Al-Ikhlas, Pengurus Himpunan Keluarga Mandar Tande. Pendidik SMAN 17 Makassa”
Dalam proses nyantri di PPM Al-Ikhlash beliau berperan penting dalam proses pembentukan saya secara pribadi. Sampai ketika saya mengambil sebuah kursus di Megakom Makassar. Beliau banyak memotivasi dan membantu.
Satu hal yang saya tahu bahwa beliau memiliki koleksi buku yang sangat banyak, sering kami ditugasi untuk membaca satu buku, lalu dilanjut meresensi buku yang sudah dibaca.
Beberapa buku cerita inspiratif yang dipinjamkan ke kami untuk dibaca seperti serial Winnetou dan Musashi. Buku ini digilir dari seri satu sampai seri terakhir. Tak kalah juga dengan roman atau novel, diantaranya yang saya ingat adalah roman Sengsara Membawa Nikmat, dari bacaan itu diajarkan bagaimana cara meresensi sebuah novel, saat itu saya masih kelas 1 SMA sekitar tahun 1996.
Majalah dinding di PPM Al-Ikhlash merupakan salah satu gagasannya untuk mendorong para santri berkarya lewat tulisan. Meskipun saat itu kami masih menulis lewat tulisan tangan, sesekali diketik komputer dengan sistem operasi Dos yang masih menggunakan Ws. 7 (Wordstar).
Akhirnya, selamat jalan ayahanda H. Rusman Haeba, jasamu sangat besar buat kami.
Cendrawasih, 09 Fabruari 2017