Oleh: Hajrul Malik, M.Pd.
(Ketua DPW Partai Gelora Sulbar)
Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-5 Partai Gelora Indonesia menjadi momen refleksi yang penuh makna. Ditandai oleh kisah monumental Wamenlu RI Muhammad Anis Matta dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Riyadh 2024.
Dengan persiapan hanya dalam waktu sepekan, pidato berbahasa Arab beliau tidak hanya menggelegar di forum internasional, tetapi juga berhasil menempati posisi ketiga dalam daftar top trending dunia.
Pidato tersebut membawa ruh baru yang menggugah hati jutaan umat Islam, khususnya dalam dorongan pembebasan Palestina. Dari lima resolusi yang diajukan Indonesia untuk Palestina, seluruhnya diterima di forum prestisius itu, memberikan harapan baru bagi perjuangan bangsa yang tertindas tersebut.
Lima Resolusi untuk Palestina
Berikut lima resolusi utama yang diajukan Indonesia dalam KTT OKI:
1. Peningkatan Dukungan Politik: Semua negara anggota OKI memperkuat dukungan politik terhadap kemerdekaan Palestina di setiap forum internasional.
2. Boikot Produk Pendudukan Israel: Seruan tegas untuk memboikot produk dari wilayah pendudukan Israel sebagai bentuk solidaritas nyata.
3. Perlindungan Hukum Internasional: Penegasan perlindungan bagi rakyat Palestina di bawah hukum internasional, termasuk hak mereka atas tanah airnya.
4. Kampanye Kesadaran Global: Peningkatan kampanye global untuk menggalang dukungan publik internasional terhadap perjuangan Palestina.
5. Pembentukan Dana Solidaritas Islam: Pembentukan dana khusus bagi Palestina untuk mendukung pembangunan ekonomi, sosial, dan kemanusiaan mereka.
Resolusi ini bukan sekadar proposal politik, tetapi wujud nyata Indonesia sebagai juru bicara dunia Islam di panggung global.
Ruh yang Menggetarkan Jiwa-jiwa
Pidato Anis Matta tidak hanya menggema karena isi dan pesannya, tetapi juga karena kejujuran dan kedalaman spiritual yang ia pancarkan.
“Dunia Islam adalah latar besar halaman rumah Indonesia,” ujar beliau. Dengan pandangan ini, beliau menekankan pentingnya Indonesia mengambil peran besar di dunia Islam, bukan sekadar menjadi pengamat pasif.
Ketika Presiden Prabowo Subianto menawarkan posisi Wakil Menteri Luar Negeri, Anis Matta awalnya ragu karena merasa kurang fasih berbahasa Inggris. Namun, Prabowo memiliki alasan kuat: “Anda fasih berbahasa Arab, dan tugas ini adalah untuk menjadikan Indonesia sebagai juru bicara dunia Islam kepada dunia,” tegasnya.
Pidato tersebut menjadi bukti bahwa peran besar tidak diukur dari jabatan, melainkan dari manfaat yang kita berikan bagi bangsa dan umat manusia.
Gelora dan Langit Perjuangan
Anis Matta menutup refleksinya dengan sebuah harapan: “Kita bersyukur hadir sebagai bagian dari kafilah perjuangan.” Sebuah pengamat dari London bahkan mengapresiasi partai ini dengan mengatakan, “Platform partai Anda menggunakan langit.”
Sebuah ungkapan yang menunjukkan bahwa visi Gelora menjangkau lebih dari sekadar politik praktis; ia menyentuh cita-cita luhur yang mendalam.
Melalui HUT ke-5 Partai Gelora ini menjadi pengingat bahwa politik adalah alat perjuangan, bukan tujuan akhir. Sebagaimana yang dicontohkan oleh Wamenlu Anis Matta dalam KTT OKI, Indonesia dapat memainkan peran besar sebagai penjuru perjuangan dunia Islam, khususnya dalam mendukung Palestina.
Semoga Partai Gelora terus menjadi motor perubahan dan inspirasi, membawa Indonesia melangkah lebih jauh di panggung dunia, dengan semangat langit yang membimbing perjuangan di bumi. (*)