Pustaka Bergerak Indonesia Simpul Penjaga Peradaban Nusantara

Nurmaningsih pun berbaur di acara Rakornas Perpusnas RI. Turut bahagia, Anak Lontara Nusantara, bisa menjadi bagian dari Rakornas Perpusnas RI, bertemu dengan para motivator, dan penggerak literasi se-nusantara.

Ucapan terimah kasih buat Pak Nirwan Arsuka dari PBI, dan PERPUSNAS RI atas undangannya.

Terima kasih buat semua kawan-kawan pegiat literasi se-nusantara, di Hotel Bidakara, memesrai agenda Rakornas Perpustakaan RI. Tentu hal ini menjadi energi baru buat yayasan kami, yang akan beranjak menuju usia 6 tahun, di tanggal 17 april 2020.

Memantik energi untuk senantiasa bergerak, membumikan literasi, kawan-kawan ku yang luar biasa, sedikit kami mengabarkan temuan selama kami berjejak, sungguh di Nusantara ini, kita kaya akan literasi lokal.

Masyarakat di pedesaan telah mengimplementasikan dalam laku diri, tinggal bagaimana pegiat literasi mampu melihat, membaca dan menuliskan literasi yang masih terjaga, di sana di sudut-sudut kampung sekali pun.

Berkumpulnya kawan-kawan pegiat literasi Se-Nusantara, membaur dengan pihak perpustakaan Se-Indonesia, bisa semakin mempererat sinergitas, untuk menggerakkan literasi agar lebih mengakar ke masyarakat.

Panjang umur perjuangan literasi, di tiap lapisan peradaban, ada energi semangat yang masih terjaga, hasil Rakornas Perpusnas RI, semoga mampu menjadi motor penggerak, mencerdaskan bangsa Indonesia.

Hasil momentum diabadikan dengan berbagai foto-foto Rakornas, dan ditutup momentum kami menyerahkan kado kreatifitas dari Anak Lontara Nusantara, buat Presiden Pustaka Bergerak Indonesia, Pak Nirwan Arsuka, tas kreatifitas motif lokal, branding AltarArt.

Hasil rekomendasi telah lahir dari agenda Rakornas Perpusnas RI, salah satu poin yang terus kami tunggu, adalah pengiriman buku gratis (free cargo literacy).

Tentu para penggerak literasi banyak merasakan manfaat adanya program Free Cargo Literacy ini.

Menyoal tentang distribusi buku, dengan program ini, mereka yang ingin menyumbangkan buku tidak lagi memikirkan biaya ongkos kirim. Keinginan bersama pegiat atau komunitas literasi, program ini tentu sangat membantu, untuk memperoleh atau mengirim buku dengan mudah.

Yayasan Anak Lontara Nusantara, merupakan salah satu lembaga yang menikmati program Free Cargo Literacy ini. Beberapa kali kami kerap mendapat donasi.

Setiap bulannya buku-buku hasil donasi yang terkumpul, kami bagi ke lima titik sekolah alam kami yang tersebar di titik pedesaan, dan sesekali kami juga mendistribusikan ke komunitas-komunitas literasi di pelosok.

Selain itu, manfaat yang dirasakan akan adanya program ini, yakni dapat menambah jaringan pegiat literasi menjadi lebih luas.

Saling mengenal satu sama lain, antar pegiat literasi Se-Nusantara. Menjadi pemantik gerak pula, berbagi support satu sama lain.

Benak penulis pun bertanya, apakah program ini begitu penting untuk pegiat literasi?

Meski pun sebelum adanya program Free Cargo Literacy, pegiat literasi sudah menjelajah, bergerak secara mandiri. Bantuan pemerintah hanya mempermudah akses pegiat literasi mendapatkan buku.

Ada atau tidak ada program FCL ini, jelasnya tidak menyurutkan semangat gerakan literasi. Toh saat ini bisa disaksikan, semakin bertambahnya komunitas literasi yang lahir.

Namun dari suara hati kami kawan Anak Lontara Nusantara (ALTAR), lembaga yang masih belajar berlari, bermohon semoga Free Cargo Literacy kembali diadakan, dan direstui oleh pemangku kebijakan.

Jayalah selalu simpul Pustaka Bergerak Indonesia, semaikan cinta dan juang, bersatu padu pegiat literasi Indonesia, bangkitlah FCL, anak-anak peradaban berjuang, menuju Indonesia cerdas dan beradab.

Kita cinta Indonesia, kita bertanah air, berliterasi satu, untuk simpul peradaban Nusantara.

Salam Literasi!