Potret Destinasi Pariwisata Jamu Tradisional di Desa Kunyi

Laporan : Karmila Bakri

Dari Toleransi Beragama sampai pada Suguhan Jamu yang Hangat

Kawasan destinasi wisata begitu beragam tersuguhkan di daerah Polewali Mandar. Mulai dari wisata bahari, sungai, gunung, religi, budaya, produk kreatifitas lokal, hingga wisata kuliner.

Nah, di Dusun Rarekan, Desa Kunyi, Kecamatan Anreapi, Kabupaten Polewali Mandar. Aura Kesejukan kampung akan menyambut para pengunjung, Mata akan dimanjakan dengan sajian keteduhan rimbunan pepohonan. Topografi berbukit-bukit menjadi ciri khas Desa Kunyi. Daerah ini menjadi penanda bahwa alam asri karena manusianya antusias menjaga alam tetap lestari.

Memasuki Dusun Rarekan suara hempasan air sungai terdengar, bebatuan sungai terhampar begitu alami. Konon kampung ini dinamakan oleh warga setempat “Alla’ Salu” artinya “Sela Sungai”.

Air sungai sebagai sumbu kehidupan, manusia, hewan dan tumbuhan hidup serta tumbuh subur di kampung Alla’ Sungai ini.

Pintu Gerbang Desa Kunyi, Kecamatan Anreapi

Kolam ikan air tawar menjadi spot menarik, bukan sekadar menarik. Kolam ikan ini dimanfaatkan oleh warga sebagai wadah untuk membiakkan ikan-ikan. Tidak perlu khawatir jika pengunjung bertandang, ikan siap di santap menjadi menu makanan. Selain kolam ikan pada tiap-tiap rumah warga juga tertata rapih taman TOGA. Beragam jenis tanaman herbal tumbuh subur, siap disajikan dengan beragam jenis jamu sesuai pesanan.

Khasiat obat herbal sejak jaman dahulu sudah ditemukan oleh para leluhur. Alam telah menyuguhkan keanekaragaman tumbuhan. Meracik tumbuhan-tumbuhan menjadi obat untuk segala jenis penyakit.

Jika ingin mencicipi jamu silahkan anda berkunjung. Jarak tempuh kurang lebih 10 KM dari kantor Kecamatan Anreapi,  Dusun Rarekan ini pantas dijuluki kampung herbal. Kampung tersebut dapat menjadi pilihan alternatif bagi para wisatawan ataupun pelajar yang ingin mengetahui secara langsung, atau belajar tentang produk herbal.

Di halaman rumah warga, para pengunjung akan disuguhkan keasrian taman TOGA. Ada banyak jenis tumbuhan berupa kunyit, temulawak, jahe, daun-daun tanaman obat, beragam tumbuh nan subur.

Nasrah (44) selaku ketua kelompok taman TOGA tersebut mengatakan bahwa sebanyak 25 ibu-ibu bekerja secara gotong-royong, 2 tahun konsen menanam tumbuhan herbal. Keberhasilan ini tentu tidak terlepas dari support kepala desa dan mentor pendamping dari Puskesmas Anreapi, Ibu Hj. Hayati yang sekaligus sebagai Pemegang Program Pelayanan Kesehatan Tradisional dan Kesehatan Kerja.

Disela-sela wawancara dengan mandarnesia. com ibu-ibu begitu antusias, sapaan hangat dan santun menyapa “mau minum jamu apa?” Hal ini terasa unik saat kita berkunjung ke rumah warga, tidak lagi menawarkan ingin minum kopi atau teh.

Bahan sudah tersedia di halaman rumah tinggal menunggu diracik hingga lalu diseduh hangat-hangat.

Bersama Anri, Kepala Desa Kunyi, Kecamatan Anreapi
Bersama Anri, Kepala Desa Kunyi, Kecamatan Anreapi

Anri selaku kepala Desa Kunyi mengatakan “Adanya persatuan ibu-ibu sangat membantu kemajuan Desa, masyarakat pun masih tetap teguh merawat toleransi, meski beragam agama namun nilai-nilai kekeluargaan begitu kuat mengikat, di dusun ini bangunan Masjid dan Gereja berdampingan, ini menandakan bahwa kami menjunjung tinggi rasa toleransi, perbedaan agama bukanlah hal yang  mesti harus dipertentangkan” terang Anri kepada mandarnesia.com

Menguak sedikit sejarah Desa Kunyi,  Kepala Desa kembali menuturkan bahwa ” Awalnya itu seluruh permukaan tanah yang ada di Desa Kunyi, sehabis dibersihkan maka semuanya terdapat tumbuhan kunyit, hal ini dijumpai puluhan tahun lalu sebelum tanah diracuni oleh pupuk kimia seperti gramoson dan racun kimia lainnya, terlepas dari asal kata Desa Kunyi, arti Kunyi itu sendiri adalah Kunyit, “.

“Kunyit adalah salah satu tumbuhan liar di Desa Kunyi, satu kampung yang bernama Kumbang terdapat Bukit Kunyi, konon di sana satu bukit ditumbuhi semua jenis-jenis kunyit, namun hari ini terancam punah akibat reaksi racun-racun kimia menjadi penyebab, antusias untuk kembali membangkitkan ikon komoditas lokal Desa Kunyi. Di Dusun Rarekan sudah memperlihatkan inovasi pembuatan jamu, bahan dasarnya diolah dari kunyit, Insya Allah ikon ini tidak akan hilang, ” tandas Kepala Desa.