Kebijakan yang ditempuh oleh I Billa-Billami ini membuat semua Mara’dia yang berada dalam kawasan Mandar bersatu padu dan kerjasama dalam mensejahterakan rakyatnya. Setiap yang diinginkan oleh I Billa-Billami selalu dikuti dan dilaksanakan oleh Mara’dia disekitarnya.
Pada awal pemerintahan I Billa-Billami, ia diuji dengan munculnya kembali perlawanan dari kerajaan Passokkorang yang diperintah oleh Labassi Kalling, putra Takia Bassi yang pada masa I Manyambungi pernah diserang dan pihak Passokkorang meminta berdamai sehingga sepakat berdamai.
Perdamaian yang telah dibangun antara Takia Bassi dengan I Manyambungi ini ternyata tak berlaku pada Labassi Kalling ketika naik tahta. Labassi Kalling kembali berulah. Rakyat Balanipa merasa terusik dan tak nyaman oleh gangguan dari kerajaan tetangganya.
Kondisi ini membuat I Billa-Billami turun tangan, hingga bersatu menyerang Passokkorang. Istana Passokkorang dibumi hanguskan. Rakyatnya sebagian terbunuh dan sebagian lagi sempat selamat melarikan diri. Pada penyerangan yang dipimpin oleh I Billa-Billami ini, Passokkorang betul-betul hancur dan sehancur-hancurnya.
Peristiwa bersejarah yang juga sempat ditorehkan oleh Billa-Billami adalah menyatukan kerajaan-kerajaan yang ada di Ba’bana Binanga dengan mengundang mereka mengikuti Perjanjian Tammajarra pertama. Enam kerajaan hadir dalam Tammajarra pertama ini, yaitu Balanipa, Sendana, Banggae, Pamboang, Tappalang dan Mamuju. Pada Tammajarra pertama ini Binuang belum masuk. Dan nanti pada Tammajarra kedua, Binuang sudah bergabung dalam persekutuan sehingga disebut Pitu Ba’bana Binanga.

Setelah tujuh kerajaan bersatu, I Billa-Billami kembali membuat pertemuan di Luyo yang dikenal dengan Allamungan Batudi Luyo yang dihadiri oleh tujuh kerajaan dari wilayah ulunna salu, yakni Tabulahang, Aralle, Mambi, Rante Bulahang, Tabang, Bambang dan Matangnga. Allamungan batu di Luyo ini menjadi ikrar Sipamanda’ dan mengukuhkan kembali Assitalliang Passemandaran/Sipamandar dengan kerajaan-kerajaan di Pitu Ulunna Salu dan Pitu Ba’bana Binanga. Dari Pitu Ulunna Salu diwakil oleh Tomampu’ Londo Dehata, sementara dari Ba’bana Binanga diwakili oleh I Billa-Billami Tomepayung. Kedua tokoh itu berikrar dan disaksikan oleh raja-raja yang hadir menandai konfederasi 14 kerajaan yang ada di Mandar.
Prestasi demi prestasi membanggakan berhasil digagas dan dilaksanakan oleh Tomepayung. Ia adalah simbol pemimpin yang benar-benar mampu mengantar Mandar ke zaman emasnya.
(BERSAMBUNG)