Unesco pun menyebutkan Indonesia berada pada urutan kedua dari bawah soal literasi dunia, artinya minat baca sangat rendah. Fakta menarik lainnya orang Indonesia merupakan warga negara yang sangat rajin bermedia sosial. Lewat gadget memang banyak informasi yang beredar, sayangnya di era post-truth ini menempatkan kabar-kabari itu tidak selalu dapat dipercaya, melainkan hanya karena dipengaruhi opini, bukan fakta bahkan kabar bohong atau hoaks.
Untuk itu, tetaplah simak media mainstream atau bacalah buku untuk merawat nalar agar lebih sehat. Menurut Alexa.com sejumlah media fake news bahkan dapat mengalahkan antaranews atau Tempo.co. Padahal kurang apa kredibilitas media bernama besar ini, yang dibangun dari newsroom berjenjang kuat yang menjamin konfirmasi serta akurasi data sebelum menyiarkan sebuah kabar.
Penulis sering mengatakan, mengapa para ulama-ulama besar Islam dahulu sangat produktif dalam kepenulisan, dan mampu melahirkan kita-kitab luar biasa yang dapat dibaca hari ini? Karena mereka memiliki kebiasaan membaca, mereka tidak pernah membiarkan waktunya berlalu kecuali dengan membaca. Bandingkan kebiasaan kebanyakan orang saat ini, membaca hanya ketika merasa luang.
Pada hari buku ini, ayo merayakannya untuk menjaga kesinambungan pengetahuan dengan membaca setiap saat. Di mana pun, melalui bacaan apapun. Kegemaran membaca memiliki manfaat untuk meningkatkan konektivitas otak, meningkatkan aktivitas sensorik, meningkatkan kapasitas memori. Menurut penelitian Haskins Laboratories for the Science of the Spoken an Written Word, aktivitas membaca memberikan banyak waktu untuk memproses, berpikir, serta membayangkan narasi (klikdokter.com).
Membaca secara teratur tidak hanya bertujuan meningkatkan kecerdasan, tetapi juga untuk menambah kekuatan otak, kosa kata pun akan makin kaya. Maka rayakanlah sehari-hari bukan pada setiap tahun.
Villa Bogor Majene, 17 Mei 2023