Merayakan Hari Buku Tiap Hari

Adi Arwan Alimin

Era yang makin maju melahirkan kurun dunia informatika. Kita lalu mengenal istilah e-book atau buku elektronik yang mengandalkan komputer, tablet atau smartphone. Dari itu fungsi buku yang berubah dari kertas ke layar, intinya mengajarkan agar kegemaran membaca tidak pernah luntur. Justru karena makin mudahnya memeroleh bahan bacaan, setiap orang yang hobi membaca sejatinya kian rakus menguras buku.

Hari Buku lahir untuk mengingatkan bahwa peradaban ini terus berkembang. Kita tidak hanya cukup membaca seliweran informasi atau news yang di media sosial, lalu menganggap telah tahu segala-galanya. Buku yang memuat gagasan dan ide yang mungkin lepas dari daya jangkau pembaca, atau nilai-nilai baru yang disampikan para penulis mestinya tetap dirawat untuk menjaga lestarinya kepakaran minimal kita.

Riset bertajuk World’s Most Literate Nations Ranked yang dilakukan Central Connecticut State University pada Maret 2016 menempatkan Indonesia di peringat 60 dari 61 negera soal minat membaca. Data itu di bawah Thailand (59), atau di atas Bostwana (61), padahal dari sisi segi penilaian infrastruktur untuk mendukung aktivitas membaca, peringkat Indonesia berasa di atas negara-negara Eropa (kominfo.go.id).