Menolak Lupa: Membangun Kesadaran Kolektif Lewat Kenangan (Bagian 5)

SULEMANA KUME’  adalah salah seorang putra Mandar dari kesatuan pejuang Ikatan Nasional Indonesia di Kalimantan diutus oleh pimpinan INI yaitu Abd. Rahman untuk mengadakan pembicaraan kerja sama antara pejuang INI Kalimantan dengan para pejuang dari Majene pada tanggal 18 Februari 1946.

Tetapi pembicaraan ini gagal karena diketahui oleh pihak Belanda dan Sulemana Kume ditangkap di Limboro Tinambung serta ditahan di Tangsi Militer Belanda selama 3 bulan di Majene.

Sulemana Kume’

Setelah lepas dari tahanan, Sulemana Kume’ kembali ke Kalimantan bersama M. Arif Said, Kaji, Kaco Unding dan Balla untuk menyampaikan kepada pimpinan INI (Abd. Rahman) terutama hal-hal yang diperlukan oleh para pejuang di Majene, sehingga pimpinan INI memberikan berupa senjata LE, senjata OWEN dan pistol Cool masing-masing satu pucuk dan tiga buah gernat tangan.

Selain itu, juga memberi tenaga bantuan dari laskar INI, bekas tentara KNIL yaitu Harun, Maryono dan Suharno. Sulemana Kume dan kawan-kawan kembali ke Majene dengan menumpangi perahu Bunga Cari. Mereka mendarat di Deteng-Deteng Passarang, kemudian mereka berjalan kaki ke Markas GAPRI 531 di Pa’leo dengan melalui rute menuju ke Teppo, Rusung, Sallombo’ dan tiba di Purrau Tande. Bermalam dua malam di rumah Pappuangan Purrau kemudian menuju ke Pa’leo Baruga.

Sesungguhnya, masih sangat banyak para pejuang yang layak diberi ruang dalam diskusi dan penulisan sejarah, namun keterbatasan literature dan informan yang juga sebagian besar telah wafat. Kalaupun ada yang hidup, sebagian besar pendengaran dan memorinya sudah tak mendukung lagi.

[1]Inventarisasi arsip koleksi Pribadi Riri Amin Daud, 1996:4.