Mengenal Otak, Si Lunak Pembuat Keajaiban

Fiqram Iqra Pradana (CEO Manabrain Institute)

Secara spesifik, ada bagian dari sistem limbik yang mengatur tentang emosi yaitu amygdala. Jika bagian ini hilang atau rusak maka Anda tidak bisa memberikan respon emosional atau Anda sudah tidak memiliki perasaan apapun terhadap apa yang Anda kerjakan. 

Amydala juga menyimpan memori emosional yang terjadi selama Anda hidup. Misalnya momen cinta pertama, sebuah lirik lagu yang mengingatkan pada peristiwa tertentu atau bau parfum tertentu yang mengingatkan Anda pada seseorang. 

Memori emosional sangat penting untuk menjadikan Anda manusia. Jika tidak memiliki emosi, maka sama saja Anda seperti robot hasil ciptaan manusia yang berkerja sesuai dengan perintah.

Memiliki emosi bukan aib namun ia adalah kelebihan. Sejauh ini, kecerdasan manusia melalui artificial intelligent belum mampu menciptakan robot yang memiliki emosi atau perasaan seperti manusia. 

Jika ke depan, robot akan mengambil alih kerja-kerja otomasi maka manusia akan mengerjakan perkejaan luhur seperti melatih emosi agar lebih peka, bukan hanya sesama manusia namun kepada hewan dan tumbuhan sehingga manusia tidak lagi suka eksploitasi namun lebih suka merawat dan memelihara.

Neurotransmitter, Si Kimiawi Komunikasi

Otak kita mengatur gerakan, sesederhana menggerakan jempol tangan kita. Bagaimana proses komunikasi yang terjadi? 

Secara sederhana pola komunikasi yang terjadi dalam tubuh kita sangat cepat. Saking cepatnya Anda baru berpikir menggerakkan jempol misalnya, maka dalam beberapa mili detik jempol bergerak seperti yang otak perintahkan. 

Coba Anda bayangkan jika komunikasi dalam tubuh kita lambat, maka Ronaldo tidak akan mungkin bisa mencetak gol dengan indah ke gawang lawan karena gerakan kakinya lebih lambat dari gerakan bola.

Alat indera seperti mata, hidung, telinga, lidah dan kulit akan menerima semua informasi yang ada diluar tubuh kita. 

Kemudian semua informasi tersebut akan diteruskan ke otak, lalu otak akan mengubah informasi tersebut menjadi perintah untuk diteruskan ke otot. Otot akan melakukan gerakan seperti perintah yang diterimanya. 

Namun akan berbeda jika dalam situasi genting misalnya jari kita terkena api maka akan terjadi gerakan refleks.

Penjelasan di atas adalah penggambaran pola komunikasi secara makro. Namun secara mikro tubuh kita menggunakan medium rambat berupa impuls listrik dan partikel ion kimia yang dinamakan neurotransmitter. 

Jika informasi sudah masuk ke otak berupa impuls listrik yang diterimanya maka sel otak (neuron) akan menerima informasi tersebut. Namun neuron dalam meneruskan informasi dalam bentuk impuls listrik dan partikel ion kimia tidak berhubungan langsung. 

Neuron tersebut hanya saling berdekatan. Jika dirinci lebih detail bagian-bagian neuron, dendrit (penerima impuls), badan sel, dan akson (penerus impuls). Hubungan yang saling berdekatan antara akson dan ujung cabang dendrit dinamakan hubungan sinapsis. 

Pada sinapsis inilah, neurotransmitter berperan mengubah informasi yang akan diteruskan. Misalnya informasi yang diteruskan dari alat indera adalah rasa sakit maka dalam tahap neurotransmitter ini bisa diubah respon itu menjadi reda. 

Ilmu farmasi yang banyak berkaitan dengan obat-obatan, bertumpu pada upaya mempelajari neurotransmitter ini.

Aktivitas seperti olahraga, makan makanan yang kita sukai dan bersantai ternyata dalam tingkat mikro akan membantu meningkatkan neurotransmitter serotonin yang membantu menciptakan suasana senang dan bahagia dalam diri. 

Begitupun sebaliknya, narkoba yang memiliki efek yang luar biasa itu ternyata sangat mengganggu kerja dari neurotransmitter di otak kita.