Mengenal Otak, Si Lunak Pembuat Keajaiban

Fiqram Iqra Pradana (CEO Manabrain Institute)

Oleh: Fiqram Iqra Pradana (CEO Manabrain Institute)

Konon otak orang Indonesia, paling fresh dan paling baik diantara semua otak yang ada di dunia. Jika diadakan pelelangan atau penjualan otak yang menjajakan berbagai otak dari belahan dunia, maka otak orang Indonesia yang paling laku dan cepat habis bahkan bisa saja orang berebut harga tinggi hanya untuk memiliki otak orang Indonesia. 

Otak yang paling tidak laku adalah otak orang-orang dari Barat yang sudah mulai rusak dan tidak fresh lagi. Hal ini diungkapkan dalam buku berjudul Manajemen Kecerdasan (Memberdayakan IQ, EQ, SQ untuk Kesuksesan Hidup) yang ditulis oleh Taufiq Pasiak.

Hal di atas ternyata bukanlah sebuah kelebihan, itu hanya sebuah lelucon tapi begitu menyindir. Otak orang Indonesia dikatakan masih fresh dan baik karena jarang digunakan beda dengan otak orang-orang Barat yang sudah mulai rusak dan tidak fresh lagi karena terlalu sering digunakan seperti bukti yang kita lihat dewasa ini, berbagai kemajuan pengetahuan dan teknologi yang begitu cepat berkembang di Barat.

Kemajuan pengetahuan dan teknologi memang sangat di pengaruhi oleh kualitas otak. Makanan otak adalah informasi yang baik yang selalu di tambah secara bertingkat tiap waktu. Informasi diperoleh melalui membaca, mendengar dan mengamati. 

Ketiga hal itu sering dilakukan oleh orang-orang di negara Barat sana jadi wajar saja jika otaknya berkualitas. Kalau orang Indonesia? Tentunya tidak jauh berbeda tapi hanya berlaku untuk sebagian kecil orang saja.

Sadarkah bahwa kemajuan yang kita nikmati sampai hari ini adalah hasil kerja organ lunak kecil yang namanya otak. Otak seakan membantu menciptakan keajaiban pada hidup manusia. Jika di teliti sampai ke tingkat paling kecil dari bagian otak, maka tak henti-hentinya kita terpesona karena kehebatan setiap detail organ ini. 

Bisakah kita bayangkan bagaimana jadinya jika manusia hidup tanpa otak?

Sejak tahun 1970, otak dipelajari secara serius dan beberapa ilmuwan sepakat membuat satu cabang ilmu untuk meneliti, mempelajari dan mencari secara lebih luas dan mendalam mengenai otak, terutama menjawab berbagai pertanyaan yang beberapa dekade sebelumnya belum terjawabkan. Cabang Ilmu itu adalah Neurosains. 

Neurosains (Neuroscience) menurut asal katanya berasal dari kata neuron yang artinya sel saraf di otak dan sains yang artinya ilmu. Jadi secara sederhana bisa diartikan ilmu yang mempelajari sel saraf di otak. 

Menurut Taruna Ikrar dalam buku Ilmu Neurosains Modern disebutkan bahwa Ilmu neurosains adalah ilmu masa depan (ultimate science), ilmu yang tingkat kerumitannya sangat menantang dan menarik karena menyangkut otak yang menjadi pusat kehidupan. Ilmu ini berusaha untuk memahami perilaku manusia dengan mencoba menganalisis unsur-unsur biologisnya. 

Neurosains bukan hanya mempelajari sel saraf atau neuron tapi juga mempelajari sel glia dan beberapa bahan organik yang ada di otak dengan pendekatan multidisiplin. Semua hal itu dilakukan untuk menjawab berbagai rahasia otak si lunak pembuat keajaiban. 

Untuk mengantar pemahaman kita lebih dalam, mari kita membahas beberapa bagian otak, cara kerjanya dan hukum-hukum yang berlaku pada otak berikut.

PFC bukan KFC

Saat ini, sangat mudah kita mendapatkan makanan cepat saji baik itu di pedagang kaki lima sampai di sebuah restoran. Rasa yang ditawarkan tidak tanggung-tanggung, sangat memanjakan lidah hingga beberapa orang menjadi sangat terobsesi untuk datang lagi ke tempat yang menjajakan makan siap saji itu. 

Contohnya KFC atau dulu dikenal dengan nama Kentucky Fried Chicken adalah makanan cepat saji yang menyediakan ayam goreng krispi. Awalnya KFC ini bermarkas di Louisville, Kentucky Amerika Serikat tapi sekarang cabangnya sudah masuk ke pelosok kabupaten di berbagai negara khususnya di Indonesia. 

Menarik untuk mengetahui rahasia tembusnya brand ayam goreng krispi KFC sampai ke pelosok kabupaten bahkan sampai menjadi makanan berkelas di kehidupan masyarakat. Ini pasti karena kehebatan otak manusia.