Kurang Makan Buah dan Sayur, Picu Gizi Buruk Majene

Reporter : Busriadi Bustamin

MAJENE,mandarnesia.com-Peran aktif ketika ibu sedang mengandung sangat diperlukan dalam pencegahan kasus gizi buruk di Kabupaten Majene, Provinsi Sulawesi Barat. Misalnya dengan mengkonsumsi makanan bergizi, buah dan sayur.

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas), Dinas Kesehatan Kabupaten Majene Wirdaningsih mengatakan, kebanyakan di Kabupaten Majene, kasus gizi buruk terjadi karena infeksi. Misalnya sering diare berat badannya menurun karena ada penyakit tertentu yang ada di dalam tubuh, ketika ibu sedang mengandung. Sehingga menyebabkan penerapan gizi yang tidak optimal dalam tubuh.

“Selaluji dikasih makan, tapi tidak bisa gemuk-gemuk. Malah jatuh ke gizi buruk. Karena ada penyakit penyerta, infkesi. Akhirnya dibawah ke rumah sakit. disembuhkan penyakitnya plus diperbaiki gizinya. Kalau hanya pangannya tidak ada, itu bisa langsung diberikan oleh puskesmas, tapi jarang terjadi (di Majene),” kata Wirdaningsih di ruang kerjanya, Rabu (30/10/2019).

“Karena mungkin, ibu yang sedang mengandung kekurangan gizi. Sehingga organ pertumbuhan tubuhnya anak ketika dalam kandungan tidak optimal. Ketika anak lahir, ada penyakit-penyakit penyerta. Apakah ada misalnya anak yang ususnya tidak beres, atau lubang pantatnya yang bermasalah. Karena itukan semua-semua kecatatan pada anak, atau penyakit-penyakit mengikut pada anak saat lahir, karena tidak terpenuhi gizinya,” sambungnya.

Baca:https://mandarnesia.com/2019/10/rs-pratama-bergeser-ke-salutambung/

Ketika ibu sedang hamil, mereka makan hanya karbohidrat saja. Misalnya dari beras, jagung dengan protein.

”Jadi kurang makan buah, sayur. Harusnya terpenuhi itu semua. Pola makannya kan, kita begitu. Kurang makan buah dan sayur. Sedangkan vitamin mineral itu misalnya dari sayur dan buah. Bukan hanya cukup makan nasi, ikan selesai. Karena semua zat gizi yang kita butuhkan itu, harus diperoleh dari berbagai macam makanan,” tuturnya.

Kasus gizi buruk per September 2019 mencapai 24 kasus. Sedangkan tahun 2018 35 kasus.

“Tapi dari 24 kasus sudah dilakukan penanganan. Hanya hasilnya ada yang sudah membaik ada masih perawatan. Kita berharap semoga ada penurunan karena tahun lalu 35 kasus,” harap Wirdangsih.

Ketfot : Kabid Kesmas Dinkes Kabupaten Majene Wirdangsih/Busriadi Bustamin