Citizen : Hajrul Malik
Darnis atau akrab saya sapa Ka’nis adalah nelayan yang tinggal di kampung Papalang pantai. Pekan lalu rabu (1/2) sekitar pukul 15.00 perahu yang digunakan untuk menghidupi keluarganya tenggelam.
Perahu kapal motor yang sekarang banyak digunakan nelayan Sulbar untuk menangkap ikan. Perahu miliknya dilengkapi dengan mesin dalam, 2 genset, amblas ke dasar samudera saat dihantam badai.
Ka’nis dan dua awaknya merupakan anaknya sendiri, Darwin 17 tahun dan Rahmat 15 tahun, ketiganya survive di tengah lautan.
Salah satu cara menyelamatkan diri, menggunakan lepalepa yang hanya mampu membawa satu orang.
Ka’nis kemudian mempercayakan nyawa kedua anaknya pada rumpon di lautan, tanpa ada bekal, hanya tawakkal pada Allah Sang Pemilik Kehidupan.
Lalu kemudian dia sendiri nekat mengayuh sampan atau lepalepa untuk sampai ke daratan, dengan tujuan pergi meminta bantuan.
Sampai gulita malam merayap bersama kayuhan bose Ka’nis menuju daratan dengan jarak sekitar 11 mil untuk mendapatkan bantuan.
Subhanallah, Darnis atau Ka’nis seorang pelaut ulung sekaligus sebagai seorang bapak yang penuh tanggungjawab kembali menjemput anaknya dibantu nelayan lain.
Sampai di tempat kedua anaknya dipercayakan, sungguh menyesal Ka’nis melihat keduanya sudah tidak berada di rumpon. Rupanya kedua anak tersebut lebih dahulu ditemukan oleh pelaut lain yang mendengar musibah tersebut.
Kisah ini sengaja saya tuturkan untuk menginspirasi kita, untuk tetap bertahan hidup. Kami juga berharap pemerintah dapat membantu perahu dan alat tangkap ikan yang menjadi satu satunya sumber pencarian nafkah bagi Darnis atau Ka’nis.