Gerbang Masuknya Gerbong DI/TII di Mandar

H. Jere (Ajudan Pribadi M. Idris Daeng Baso) saat diwawancarai oleh penulis
H. Jere (Ajudan Pribadi M. Idris Daeng Baso) saat diwawancarai oleh penulis

Kembalinya Baharuddin Lopa ke Makassar menurut Amran MT. Racmat yang diamini oleh H. Jere disusul dengan surat MT. Rachmat yang diantar langsung oleh Kati’ alias Abd. Latif Sulaiman yang dipercaya oleh MT. Racmat sebagai kurir FPRT untuk menyampaikan surat dokumen rahasia kepada M. Jusuf sebagai Panglima Kodam XIV Hasanuddin di Makassar.

Ketika Undang–Undang No. 29 Tahun 1959 tentang pembentukan daerah daerah tingkat II di Sulawesi Selatan (lembaran Negara tahun 1959 No.74, Tambahan Lembaran Negara No. 1822) lahir, Kabupaten Daerah Tingkat II Majene terbentuk dengan wilayah bekas kerajaan Banggae, kerajaan Pamboang, dan kerajaan Sendana.

Panglima Jusuf kemudian mengangkat Baharuddin Lopa menjadi Bupati Majene dan dilantik pada 2 Februari 1959.

Diangkatnya Baharuddin Lopa sebagai Bupati Majene menjadi angin segar bagi MT. Rachmat yang sajak tahun 1958 diketahui oleh Sunusi Tande membentuk Front Pembebasan Rakyat Tertindas bersama sejumlah tokoh Mandar baik yang ada di Makassar, Parepare maupun yang ada di Mandar.

Panglima Jusuf memilih Baharuddin Lopa sebagai Bupati Majene agar pergerakan Rahmat bisa leluasa melawan kelompok Kahar dan Sunusi Tande sekaligus memantau dan menghentikan kebijakan Andi Selle yang sejak awal diketahui oleh Panglima Jusuf bahwa Andi Selle telah menyalahi Sapta Marga dan jati diri sebagai prajurit TNI.

Sejak tahun 1959, Pasukan MT. Rachmat di Pumbijagi medapat serangan dari Pasukan Sunusi Tande. Sebelum pasukan Sunusi Tande sampai ke Pumbijagi, Imam Tandung meminta kepada MT. Rachmat agar pasukan meninggalkan Markas sebelum pasukan Tande tiba.

Ini dimaksudkan agar tidak terjadi pertumpahan darah sesama rakyat Mandar. MT. Racmat dan pasukannya menuju ke Tubbi, sementara warga diungsikan ke Pussanggera di bawah komando M. Idris Daeng Baso. MT. Rachmat dan pasukannya bertahan di Tubbi. Beberapa bulan kemudian, Pasukan Tande kembali menyerang Tubbi. Kali ini, Sunusi bersama Hasan Lakallu menjadi komandan pasukan. Serangan ini bisa dihalau oleh pasukan MT. Rachmat bersama warga Tubbi.   

(BERSAMBUNG)