Laporan: Naim Irmayani
Polewali, Mandarnesia.com — Aliansi Masyarakat Polewali Mandar berunjuk rasa di dua titik yaitu, kantor Bupati Polewali Mandar dan Lapangan Pancasila. Beberapa perguruan tinggi melakukan aksi bersama sebagai bentuk solidaritas untuk mendukung banyaknya permasalahan di negeri ini.
Demo serentak ini berpusat di depan gedung DPR RI dengan kurang lebih 30 BEM yang diprakarsai oleh Aliansi BEM Seluruh Indonesia. Aksi unjuk rasa dipadati mahasiswa. (CNN Indonesia)
Tiga tuntutan yang diangkat oleh Aliansi Masyarakat Polewali Mandar masuk dalam isu nasional: menolak wacana penundaan pemilu dan wacana presiden tiga periode, menolak harga BBM, dan kenaikan pajak PPN. Desakan turunan yang juga menjadi isu sentral di Polewali Mandar seperti persoalan sampah yang telah beberapa tahun tidak tertangani secara baik, dan menstabilkan harga bahan pokok, serta harga gabah dan pupuk.
Muh. Alwin dalam orasinya menyampaikan aksi damai ini menyuarakan keresahan akibat pemerintah yang selama ini dianggap kontra masyarakat.
“Sudah begitu menyusahkan soal minyak goreng, bahan pokok lain, ditambah persoalan sampah yang dinilai adalah kegagalan pemerintah kabupaten,” lantang Alwi, Senin (11/04/2022).
Selain di kabupaten Polewali Mandar, ratusan mahasiswa juga membanjiri gedung parlemen Provinsi Sulawesi Barat. Aliansi Sulbar Bergerak diterima langsung oleh Ketua DPRD Sulawesi Barat, Ibu Suraida dengan 12 poin tuntutan. Diantaranya mendukung pemerintah pusat melakukan upaya yudisial review terhadap UU IKN, UU Cipta Kerja, UU Minerba, menolak hutang negara yang baru, menolak impor bahan jadi dan stop ekspor bahan mentah, bersama Sulbar Bergerak mendorong disahkannya RUU masyarakat hukum dan RUU kepulauan, mengawal pengesahan RUU TPKS, melakukan revisi UU ITE, mendukung untuk stop kriminalisasi mahasiswa dan masyarakat. Serta empat poin yang masuk dalam isu nasional.
“Terima kasih mahasiswa, sudah bantu suarakan beban kami. Susah mencari penghasilan dengan tingginya harga bahan pokok, dari sekian tahun ini harga tertinggi dan tidak pernah turun harganya,” ucap Radu (40 tahun) warga sekitar yang turut menyaksikan demo. (*)