Warisan Lama, RSUD Sulbar Masih Berutang Obat Ratusan Juta

Reporter: Sudirman Syarif

MAMUJU, mandarnesia.com — Sekretaris Provinsi Sulawesi Barat Muhammad Idris DP melakukan kunjungan ke RSUD Provinsi Sulawesi Barat dan menemukan utang obat RS Sulbar sejak tahun 2017.

“Tunggakan obat RS, setiap masalah ada pemecahannya dan saya lihat dipermasalahkan ini persoalan kepercayaan. Karena ada urusan yang tertumpuk dan kita akan cari jalan keluar,” kata Idris kepada mandarnesia.com usai rapat bersama pihak RS, Selasa (24/9/2019).

Dijelaskan dia, jumlah utang obat RS tidak terlalu besar dan bukan karena tidak ada anggaran, hanya berkaitan dengan rekomendasi dari auditor yang tidak bisa diselesaikan.

“Kalau sebelumnya dilakukan proses awal dengan izin prinsip, sehingga ini sementara kita luruskan. Bagaimana keterkaitan antara jaminan yang muncul dari pemeriksa dengan tema syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk menyelesaikan tunggakan itu,” jelasnya.

Agenda utama kedatangannya di RS memantau dan memastikan proses perbaikan rumah sakit, terutama untuk aspek akreditasi yang harus diperbaiki dan dituntut harus segera selesai.

“Beberapa kesimpulan kita sudah menemukan beberapa bagian-bagian yang bisa dipercepat dan saya minta di 2019 akreditasi sudah dapat,” tutupnya.

Sementara Direktur RSUD Sulawesi Barat menjelaskan, utang obat Tahun 2017 karena kekurangan obat. RS beli obat karena memang anggarannya tidak cukup kemudian ternyata berdasarkan informasi izin prinsipnya belum keluar.

“Karena pimpinan yang lama itu langsung berpikir bagaimana memperbaiki pelayanan secepatnya, sehingga spontan saja barangkali pada saat itu beli obat,” kata dr Indahwati Nursyamsi.

Jumlah utang obat RS Rp200 juta sekian. “Tidak banyak hanya namanya mekanisme untuk pencairan uang ini saja yang sedikit. Itu kita akan tindaklanjuti dengan berdiskusi khusus. Nanti akan ditindaklanjuti berupa rapat dan diskusi dengan tim auditor.”