POLEWALI – Ada hal luar biasa dalam penampilan delegasi Thailand saat di hadapan masyarakat Tinambung, Kecamatan Tinambung, Kabupaten Polewali Mandar, Kamis (3/8/2017) lalu, karena mereka mampu menyanyikan sebait lagu Mandar.
Lagu ini kemudian dinyanyikan kembali di malam penutupan PIFAF, sontak sorak penonton membahana bangga lagu Mandar bisa dinyanyikan orang asing di PIFAF 2017, Sabtu (5/8/2017).
Sebelum menampilkan tarian mereka, salah satu dari personil menyanyikan lagu daerah Mandar yang terdengar begitu fasih. Layaknya perempuan Mandar yang sedang menyanyikan lagu untuk kekasihnya sedang berada di perantauan.
Lagu yang dinyanyikan Miss Siriporn, dengan judul “Tekenga’ Digulimmu” vocal Erni Parewasi itu, begitu merdu nan indah.
“Tulisa’ di sanggilammu tekenga di gulimmu, asari allo gisir salili woma” sambut tepuk tangan penonton dengan meriah.
Muhammad Ishaq, yang sering disapa Ishaq Jenggot musisi Mandar jebolan alumnus UNM menyampaikan keheranan dan ketakjuban akan artikulasi Thailand yang hampir fasih mengucapkan kalimat Mandar.
“Saya heran, artikulasi mereka hampir fasih mengucapkan bahasa Mandar. Berbeda dengan orang Indonesia sendiri yang di luar Mandar, sangat kaku mengucapkannya” urai Ishaq di sela-sela kesibukannya sebagai Stage Manager PIFAF.
Setelah bernyanyi, mereka menari dengan membawakan tarian dari Laos, berjudul “Duang Duean” dimainkan dua penari wanita.
Tarian Duang Duean yang secara harfiah berarti bulan purna panjang. Tarian tersebut menceritakan seorang pangeran bernama Benbadhanabangse. Sang pangeran menyusun sebuah lagu berjudul “Leo siang due” yang berarti Laos bulan purnama, untuk mengingat kekasihnya. Sang Pangeran akan selalu menyanyikan lagu tersebut ketika sedang rindu kepada kekasihnya yang bernama Putri Chiang Mai.
Tarian ini seirama dengan lagu Tekenga’ Digulimmu semua menceritakan tentang kerinduan.
#SudirmanSyarif/BusriadiBustamin