Terima Kasih KPU, Terima Hati KPU

Semalam di Grand Mercure Gajah Mada, Jakarta ucapan perpisahan bagi yang telah memasuki masa pensiun sebab telah dua periode menjabat di KPU bergema. Pun bagi teman-teman yang akan terus menjalankan tahapan Pemilu 2024. Pertemuan semalam bagi saya cukup emosional sebab tujuh Pimpinan Imam Bonjol bergantian berbicara mengenai banyak hal. Saya mengendapkannya itu dari hati ke hati. Berasa ada gundukan diksi yang lamat-lamat melandai.

Saya merasakan ada nuansa yang berbeda dibanding rapat pimpinan sebelumnya. Namun persamuhan selalu dibatasi periodesasi, masa pengabdian dikekang tahun berjangka. Demikianlah setiap pertemuan seperti ini akan berakhir bersama kibar lenso yang ditiup oleh angin perubahan.

Bila Rapim di Bandung tahun lalu diwarnai perpisahan dengan para Komandan Imam Bonjol (2017-2022), Rapim Mei ini diliputi pertemuan dan perpisahan bagi yang telah dua periode mengabdikan diri di KPU Provinsi, juga bagi teman-teman yang tidak lagi melanjutkan masa bakti untuk fase kedua. Momentum semalam sejatinya titik mula untuk saling mengeratkan kekerabatan selama sejauh ini. Bahwa ada yang datang, ada yang bertahan pun beranjak pergi. Ini mestinya sebagai siklus biasa-biasa saja.

Selamat datang dan bertugas bagi sahabat dan kawan-kawan di periode 2023-2028. Tantangan penyelenggaraan Pemilu dan Pemilihan 2024 mungkin akan lebih dinamis dibanding sebelumnya. Lebih banyaklah belajar, belajarlah lebih arif. Sungguh kita kaya kearifan untuk menjaga kualitas penyelenggaraan Pemilu.

Kita memang tak akan mampu selalu dianggap memuaskan semua orang. Tapi kita tidak juga bekerja untuk memanen pujian, tugas kita bekerja dan terus melayani hingga tahapan Pemilu terlaksana elegan. Ingatlah, penyelenggara tidak ditugaskan serta-merta, tetapi setiap orang datang mengajukan diri untuk memanggul kolektifitas dan saling menghormati. Ini esensi mengapa kita harus terus menjunjung sikap kolegial.

Tentu telah banyak yang kami kerjakan, namun sangat menyadari masih banyak pula yang harus dituntaskan pada tahapan Pemilu berjalan ini. Tidak akan pernah cukup durasi melayani peserta dan pemilih melainkan akan berganti orang-orang terpilih selanjutnya. Ini sunnatullah, setiap masa memiliki pemimpin, dan setiap pemimpin harus dibatasi masa kepemimpinannya.

Terima kasih KPU yang telah memberikan banyak arti dalam kehidupan saya, terima kasih pada hati yang bersih membersamai kami selama ini.

Saya tahu sejak hari pertama 10 tahun lalu hingga hari terakhir ini, ada rumpang seperti rimpang menjalar dari sikap, ucapan dan tindakan saat kita bersama. Saya mohon dimaafkan. Insya Allah kita akan bertemu pada sisi lain dari luasnya kasih sayang Allah pada kita semua.

Salam hormat dan sedekap melayani di atas jantung saya. Terima kasih.

Yellow Jakarta, 23 Mei 2023